Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Perdagangan Berjangka Komoditas Produk Pertanian Meningkat Pesat

Warta Ekonomi -

WE Online, Solo - Sekretaris Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Kementerian Perdagangan Marthin Kalit menegaskan Perdagangan Berjangka Komoditi (PBK) produk primer pertanian (agriculture product) meningkat.

Hal ini disebabkan potensi perdagangan Indonesia sangat didominasi komoditi pertanian, serta pesatnya pertumbuhan volume komoditi pertanian yang diperdagangkan di bursa-bursa berjangka di seluruh dunia. Demikian diungkapkan Marthin Kalit dalam sambutannya pada acara sosialisasi PBK di Aula Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Sebelas Maret (UNS), Solo, Jawa Tengah, hari ini, Selasa (6/10/2015).

Bappebti terus berupaya menyosialisasikan PBK. "Demand terhadap lindung nilai perdagangan komoditi pertanian dunia semakin meningkat secara signifikan. Masyarakat terutama para akademisi harus lebih mengenal PBK, khususnya kontrak berjangka produk primer pertanian," ujar Marthin.

Perkembangan volume perdagangan berjangka di dunia (futures dan options) yang diperdagangkan bursa di dunia naik 1,5% pada 2014. Volume totalnya pun naik menjadi 21,87 miliar kontrak dari 21,55 miliar kontrak pada 2013.

Pertumbuhan yang paling tinggi ada di wilayah Amerika Utara (Amerika dan Kanada) yang mencapai 8,21 miliar kontrak pada 2014 dari sebelumnya 7,83 miliar kontrak pada 2013. Sedangkan bursa-bursa di Asia Pasifik yang memperdagangkan lebih kurang sepertiga dari totalnya, mengalami penurunan. Berdasarkan jenis komoditi, yang sangat pesat pertumbuhanya adalah futures dan options agriculture, yang volumenya tumbuh sebesar 15,7% pada 2014 (https://fimag.fia.org).

Salah satu strategi menghadapi tantangan kurangnya likuiditas bursa saat ini, Bappebti sebagai salah satu stakeholders PBK terus melakukan sosialisasi berbasis edukasi kepada kalangan civitas akademika. Tujuannya yakni meningkatkan wawasan mahasiswa mengenai dunia perdagangan berjangka komoditi.

"Bappebti terus mendorong perkembangan industri perdagangan berjangka," ujar Marthin.

Untuk itu, Bappebti terus meningkatkan kerja sama antarpelaku usaha komoditi dan perguruan tinggi. Marthin menjelaskan, PBK merupakan bentuk kegiatan yang dapat menjadi sarana lindung nilai yang sangat efektif guna menunjang strategi manajemen perusahaan dari pengaruh timbulnya risiko/kerugian yang disebabkan fluktuasi harga. PBK juga dapat digunakan sebagai sarana alternatif investasi di bursa berjangka.

"Industri PBK Indonesia memiliki potensi yang sangat besar untuk menjadi acuan harga dunia, terutama mengingat Indonesia memiliki banyak sumber daya alam, baik yang terbarukan (produk pertanian seperti kakao, kopi, dan minyak sawit mentah), serta tidak terbarukan (pertambangan dan mineral seperti emas, timah, batu bara, nikel, dan bauksit)," terang Marthin.

Selain itu, PBK juga bentuk lain dari kegiatan asuransi berdasarkan mekanisme yang terjadi di pasar, yaitu dengan membentuk pasar bayangan atau pasar derivatif dari pasar komoditi fisiknya (spot). Manfaat ekonomi lainnya adalah terbentuknya harga pasar yang transparan sehingga dapat menjadi sumber referensi harga yang dapat dipercaya (price discovery).

Kendati demikian, Bappebti menyadari potensi Indonesia belum optimal dikembangkan. "Masih cukup banyak komoditi andalan ekspor yang belum menjadi subjek kontrak berjangka di bursa berjangka," lanjut Marthin.

Namun demikian, tambah Marthin, Bappebti terus mendorong upaya-upaya yang bertujuan menjadikan komoditi di Indonesia sebagai harga acuan dunia melalui pemberian persetujuan produk-produk komoditi unggulan (seperti kopi, kakao, karet, dan komoditi pertanian lainnya) untuk masuk sebagai subjek kontrak berjangka.

Marthin sangat mengapresiasi UNS yang mendukung kegiatan sosialisasi PBK bagi para mahasiswa. Acara sosialisasi yang dihadiri sekitar 100 mahasiswa UNS itu menghadirkan pembicara dari Bappebti, Bursa Berjangka Jakarta (BBJ), dan Kliring Berjangka Indonesia (KBI). Selain kuliah umum, mahasiswa juga diajak melakukan simulasi transaksi multilateral. Diharapkan, sosialisasi ini dapat mendorong pembangunan perekonomian Indonesia yang berbasis pertanian.

Pojok Bursa

Sementara itu, sebagai bentuk kerja sama antara pelaku usaha PBK, khususnya PT. BBJ dengan perguruan tinggi, telah berdiri 16 buah Pojok Bursa (Futures Learning Center) di beberapa perguruan tinggi di Bandung, Semarang, Jakarta, Yogyakarta, Surabaya, Bogor, Malang, dan Pekanbaru.

"Pemanfaatan Pojok Bursa memfasilitasi para mahasiswa bertransaksi, sekaligus sebagai pusat kegiatan ilmiah, pusat informasi, dan edukasi. Mahasiswa dapat melakukan kajian atau menulis tugas akhir mengenai PBK sehingga hasil penelitiannya dapat dimanfaatkan untuk pengembangan di industri ini," jelas Marthin.

Dengan pemahaman yang baik dan benar, kalangan akademisi, terutama mahasiswa, diharapkan akan menjadi motor penggerak dalam memajukan PBK. Mahasiswa dapat mengambil peran sebagai investor, analis komoditi, pengelola bursa dan kliring berjangka yang handal, serta mengambil berbagai peran lain di dalam industri perdagangan berjangka.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Achmad Fauzi
Editor: Achmad Fauzi

Advertisement

Bagikan Artikel: