Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bulog Baru Lima Persen Serap Beras Petani di NTT

Warta Ekonomi -

WE Online, Kupang - Kepala Badan Urusan Logistik Devisi Regional (Bulog Divre) Nusa Tenggara Timur Mustofa Kamal mengatakan, pihaknya baru menyerap sebanyak 4.903 ton beras petani setempat dari target yang ditetapkan untuk 2015 sebear 15.000 ton.

"Artinya baru sekitar lima persen atau sepertiga dari total pagu yang ditetapkan untuk dibeli dari petani di kantong-kantong produksi beras untuk dicadangkan jika sewaktu-waktu diperintahkan disalurkan ke rumah tangga sasaran yang membutuhkan," katanya, di Kupang, Rabu (7/10/2015).

Pengadaan ini, lanjutnya, akan terus dilakukan sampai akhir tahun sepanjang harga masih sesuai dengan harga pembelian pemerintah (HPP) Rp7.300 per kilogram.

Total penyerapan merupakan akumulasi dari awal tahun hingga September 2015 berasal dari Kabupaten Rote Ndao 2.438 ton, Ruteng 615 ton, Bajawa 336 ton, Atambua 30 ton, Waikabubak 555 ton, Labuan Bajo 869 ton dan Waingapu 45 ton. Sementara 17 ton pengadaan dari petani Oesao.

"Jadi masyarakat NTT tidak perlu khawatir terkait stok beras karena stok aman sampai enam bulan ke depan. Nanti bulan November dan Desember kita rencanakan lagi, namun yang pasti stok kita akan aman hingga akhir tahun ini," katanya.

Ia menyebutkan, untuk Nusa Tenggara Timur pagu beras miskin (raskin) 2015 sebanyak 75.923,820 ton untuk 421.799 rumah tangga sasaran (RTS).

Realisasinya hingga September 2015 mencapai sekitar 87 persen dengan catatan sempat mengalami penurunan karena adanya kebijakan penambahan beras untuk warga RTS bulan ke 13 dan 14 sehingga sempat mengalami penurunan hingga 76 persen pada akhir September 2015 dan diperkirakan akan kembali stabil setelah beras bulan ke 13 dan 14 mulai disalurkan.

Jadi sesuai dengan peruntukannya, kata dia, stok tersebut cukup untuk memenuhi kebutuhan dalam waktu 4-6 bulan ke depan.

Menurut dia, hasil pemantauan dan analisa data persediaan pangan tahun 2015 untuk komoditas pokok yaitu beras, jagung, gula, telur, terigu, minyak goreng, umbi-umbian dan kedelai posisi bulan September 2015 secara umum masih cukup.

Persediaan bahan pangan khususnya beras pada posisi September 2015 masih mencukupi untuk 4,4 hingga 6,0 bulan ke depan.

Dan kalaupun ada ancaman risiko kerawanan pangan di beberapa wilayah di NTT sudah menjadi isu yang rutin hampir setiap tahun. Hal ini disebabkan kondisi geografis dan perubahan iklim global yang berdampak pada gagal tanam dan gagal panen dan pada akhirnya terdapat produktivitas dan produksi hasil pertanian.

Sedangkan sampai dengan posisi bulan September 2015, cadangan pangan pemerintah (CPP) kewenangan Gubernur belum dimanfaatkan, sedangkan untk CPP kabupaten/kota kondisi s/d September 2015 sudah ada beberapa Kabupaten yang menggunakanya seperti kabupaten Timor Tengah Selatan sebanyak 58 ton, Flores Timur 50 ton dan beberapa kabupaten yang lainnya dalam jumlah yangmasih relativ kecil.

"Masyarakat NTT tidak perlu khawatir stok beras karena stok kita aman sampai enam bulan ke depan yang direncanakan. Nanti bulan November dan Desember kita rencanakan lagi, namun yang pasti bahwa stok kita akan aman hingga akhir tahun ini," katanya.

Apabila ada gejolak, pihak Bulog juga telah menyiapkan langkah operasi pasar (OP) yang diminta pemerintah daerah setempat.

"Bulog masih akan melakukan operasi pasar terutama menjelang hari-hari besar keagamaan. Namun, untuk sementara operasi pasar dihentikan karena harga beras saat ini masih dijangkau oleh masyarakat," katanya.

Selain itu, katanya, Raskin reguler sementara berjalan dan belum terserap seluruhnya ditambah kebijakan penambahan Raskin bulan ke 13 dan 14. "Dengan begitu akan berpengaruh terhadap harga beras di pasar karena kalau beras sudah banyak pasti harga stabil," ungkapnya.(Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Achmad Fauzi

Advertisement

Bagikan Artikel: