Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Analis: Penguatan Mulai Terbatas, IHSG Rawan 'Profit Taking'

Warta Ekonomi -

WE Online, Jakarta - Laju IHSG masih dapat melanjutkan penguatannya di hari kedua pekan ini, meskipun mulai diwarnai aksi ambil untung. Penguatan yang terjadi dalam dua hari terakhir secara total persentase telah mengalami kenaikan lebih dari lima persen sehingga wajar jika ada pelaku pasar yang memanfaatkan untuk take profit.

Apalagi, jika saham-saham miliknya yang sebelumnya dalam posisi nyangkut, kini berbalik positif seiring terbawa arus penguatan market sehingga tentunya akan dilakukan aksi jual.

"Penguatan yang terjadi pun masih ditopang oleh adanya sentimen positif seperti masih adanya aksi beli pelaku pasar baik lokal maupun asing. Laju rupiah yang masih menguat hingga imbas masih positifnya laju bursa saham Asia seiring imbas penguatan bursa saham AS," kata analis NH Korindo Securities Reza Priyambada di Jakarta, Rabu (7/10/2015).

Ia menambahkan sektor-sektor penggerak IHSG mayoritas menguat, namun hanya dua sektor yang melemah yakni sektor perkebunan 1,2 persen dan sektor pertambangan 0,6 persen. Asumsi penguatan nilai tukar rupiah dapat memberikan sentimen positif buat IHSG memang cukup beralasan. IHSG terus naik setelah rupiah mencapai titik terendahnya di akhir bulan September.

"Patahnya tren turun jangka pendek rupiah juga direspons dengan patahnya tren turun jangka pendek IHSG," tambahnya.

Tercatat, transaksi asing kembali nett buy (dari nett buy Rp 335,34 miliar menjadi nett buy Rp 844,83 miliar). Pada perdagangan hari ini IHSG diperkirakan akan berada pada rentang support 4.378-4.496 dan resisten 4.478-4.486. White marubozu di atas area middle bollinger band (MBB). MACD kembali mencoba naik setelah membentuk golden cross dengan histogram positif yang lebih panjang. RSI, Stochastic, dan William's kembali lanjut naik.

Laju IHSG bertahan di atas area target support 4.240-4.315 dan mampu melampaui target resisten 4.356-4.367. Kenaikan IHSG terlihat lebih cepat dibandingkan dengan kenaikan rupiah. Saat ini IHSG sudah mencetak rekor tertingginya dalam satu bulan terakhir, sementara rupiah masih sama nilainya dengan di awal bulan September lalu.

Hal ini mengindikasikan bahwa jika korelasi yang sama masih akan terus berlanjut, IHSG kemungkinan masih akan terkoreksi terlebih dahulu dalam jangka pendek sehingga dapat kembali bergerak selaras dengan nilai tukar rupiah. Pasca-utang gap 4.308-4.337 telah terlunasi, laju IHSG pun kembali memunculkan utang gap 4.346-4.381.

"Penguatan yang terjadi mulai terbatas sehingga rawan aksi profit taking. Tetap cermati sentimen yang ada," jelasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: