Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Mendag: Tiongkok-Jepang Dukung Percepatan Infrastruktur Indonesia

Warta Ekonomi -

WE Online, Istanbul - Tiongkok dan Jepang satu suara untuk mendukung percepatan pembangunan infrastruktur Indonesia. Dua negara lainnya, yaitu Rusia dan Turki juga turut memberikan pernyataannya untuk mempercepat pembangunan infrastruktur di Tanah Air.

Komitmen ini disampaikan para menteri negara masing-masing dalam pertemuan bilateral dengan Menteri Perdagangan RI Thomas Trikasih Lembong, di sela pertemuan G20-Organisation of Economic Cooperation and Development (OECD) Global Forum on International Investment 2015 di Istanbul, Turki, 5 Oktober 2015.

Menteri Pembangunan Ekonomi Rusia Alexey Valentinovich Ulyukayev; Wakil Menteri Ekonomi, Perdagangan, dan Industri (METI) Jepang Yosuke Takagi; Menteri Ekonomi Turki Nihat Zeybekci; dan Menteri Perdagangan Tiongkok Gao Hucheng sepakat percepatan pembangunan infrastruktur Indonesia membawa dampak penting, yaitu memperlancar arus perdagangan dan investasi.

Menanggapi hal itu, Mendag Tom menyambut baik dukungan sejumlah negara dalam mempercepat pembangunan infrastruktur di Indonesia. Dalam kesempatan ini, Mendag Tom sempat membicarakan masalah investasi kereta api cepat Jakarta-Bandung dengan Tiongkok. Menurutnya, Pemerintahan Presiden Joko Widodo berkomitmen untuk mempererat kerja sama perdagangan dan investasi dengan semua negara, termasuk dengan Tiongkok.

"Proyek kerja sama pengembangan kerata api Jakarta-Bandung dapat dikembangkan secara lintas sektoral dengan penekanan pada peningkatan kerja sama perdagangan yang lebih erat antara kedua belah pihak," jelas Thomas Lembong.

Mendag Tom menyampaikan, baik Pemerintah maupun pelaku usaha Indonesia sangat memahami bahwa Tiongkok memiliki tata kelola logistik yang baik dan modal yang cukup untuk melakukan kegiatan perdagangan dan investasi. Karena itu, di tengah kondisi Rupiah sedang undervalued, ini waktu yang sangat tepat untuk meningkatkan investasi Tiongkok di Indonesia.

Gunakan Mata Uang Tiongkok

Sementara itu, Menteri Perdagangan Tiongkok Gao Hucheng menegaskan dukungan Tiongkok dalam kebijakan pembangunan industri maritim dan pembangunan infrastruktur yang dicanangkan Presiden Jokowi, khususnya transportasi darat berupa kereta api. Kerja sama pengembangan kereta cepat Jakarta-Bandung yang ditandatangani di hadapan kedua pimpinan negara saat kunjungan Jokowi ke Tiongkok diharapkan menjadi new paradigm dalam kerja sama pengembangan industri maritim, pembangkit listrik, transportasi, dan konektivitas di Indonesia.

Menurut Gao Hucheng, Pemerintah Tiongkok selalu berupaya menyeimbangkan perdagangan dan investasi. Gao mengakui industri pengolahan di Indonesia masih tertinggal, karena itu investasi asing dapat mempercepat proses guna mengejar ketertinggalan. Masalah konektivitas antarpulau diharapkan segera dapat diatasi.

Menteri Gao juga menyatakan Pemerintah Tiongkok mendukung rencana penggunaan mata uang Tiongkok (Renminbi/RMB) sebagai pengganti dolar dalam transaksi perdagangan bilateral Indonesia dan Tiongkok.

"Bagi kami, penggunaan RMB merupakan isu penting. Diharapkan rencana tersebut dapat terlaksana menjelang pertemuan APEC berikutnya," ujar Gao.

Jepang Dukung Insfrastruktur

Sementara itu, Wakil Menteri Ekonomi, Perdagangan, dan Industri (METI) Jepang Yosuke Takagi menyatakan dukungannya terhadap percepatan proyek infrastruktur Indonesia sebagaimana disepakati kedua Kepala Pemerintah pada Maret 2015 di Tokyo. Menteri Yosuke akan mendorong dilaksanakannya pertemuan antar menteri Jepang dan Indonesia untuk menindaklanjuti kesepakatan tersebut dalam format kerja sama promosi.

Negeri Sakura berharap Indonesia dapat mendorong penyelesaian proses negosiasi Regional Comprehensive Economic Partnership Agreement (RCEP) dan segera menyelesaikan isu ASEAN-Japan Economic Partnership Agreement. Selain itu, Jepang juga berharap isu-isu bilateral Indonesia-Jepang dalam kerangka perundingan review Indonesia-Japan Economic Partnership Agreement (IJEPA), serta isu kebijakan pemerintah di bidang pertambangan dan pengenaan bea masuk antidumping produk baja segera diselesaikan.

Menghadapi harapan ini, Mendag Thomas Lembong menyatakan permintaan maaf atas keterlambatan yang terjadi. "Terkait RCEP, Indonesia akan berupaya maksimal untuk menyelesaikan proses negosiasi pada akhir tahun ini. Kami menghargai kepercayaan pihak Jepang kepada Indonesia dan menekankan bahwa Jepang sebagai salah satu negara investor terbesar di Indonesia sangat diharapkan peran dan partisipasi aktifnya dalam pembangunan ekonomi di Indonesia," tegas Mendag.

Rusia Diminta Ikut Tender

Sedangkan pada pertemuan dengan Menteri Pembangunan Ekonomi Rusia Alexey Valentinovich Ulyukayev, Pemerintah Rusia menyampaikan dukungannya kembali untuk mengembangkan infrastruktur transportasi dan industri, khususnya di wilayah timur Indonesia. Menteri Alexey juga mengharapkan dukungan Pemerintah Indonesia dalam mempercepat proses perluasan perizinan pembangunan jaringan kereta api khusus batu bara di Kalimantan Timur, perpajakan, konsesi lahan tambang ferronickel di Sulawesi (Vi Holding), dan smelter aluminium di Kalimantan Barat (Rusal), serta kerja sama pemasaran Sukhoi Super Jet bagi maskapai penerbangan Indonesia.

Kepada Rusia, Mendag Tom berharap agar Pemerintah Rusia segera mempercepat proses tender agar dapat ikut serta dalam percepatan investasi.

"Kami melakukan koordinasi antarinstansi guna mempercepat investasi dari Rusia. Indonesia juga sangat berkeinginan meningkatkan ekspor produk pertanian ke pasar Rusia," ujar Mendag.

Sementara itu pada pertemuan bilateral dengan Turki, Mendag Tom dan Menteri Ekonomi Turki Nihat Zeybekci sepakat untuk segera melaksanakan pembahasan Indonesia-Turki Comprehensive Trade Economic Partnership sebagai upaya mencapai nilai perdagangan hingga USD 10 miliar pada 2020.

"Posisi Turki sangat strategis bagi ekspor Indonesia sebagai pintu gerbang ke negara-negara Eropa Barat dan Eropa Timur. Di samping itu, Turki sangat berminat meningkatkan investasinya di sektor infrastruktur, energi, serta kelautan dan perikanan," ujar Tom.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Achmad Fauzi
Editor: Achmad Fauzi

Advertisement

Bagikan Artikel: