Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Industri Kreatif dan UKM Alternatif Penggerak Ekonomi

Warta Ekonomi -

WE Online, Jakarta - Semua lini bisnis perlu digerakkan guna menyokong laju pertumbuhan ekonomi yang positif di tengah perlambatan ekonomi global. Sektor-sektor UKM dan industri kreatif yang selama ini mendapat porsi kecil harus ikut didorong karena lebih kokoh dalam menghadapi gejolak pasar global.

"Imbas gejolak di pasar global tidak begitu menyentuh sektor UKM dan industri kreatif. Karena ini, sektor ini, walaupun berskala kecil dan kontribusinya terhadap ekonomi nasional masih di bawah 5%, sangat layak diandalkan sebagai salah satu solusi penggerak ekonomi nasional," kata Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Perbankan dan Finansial Rosan Perkasa Roeslani dalam Dialog Ekonomi Pengusaha Lokal-Nasional di Bandung, Kamis (8/10/2015).

Dalam pandangannya, tantangan yang dihadapi industri kreatif adalah minimnya kebijakan yang mendukung iklim kreasi. Misalnya, dalam hal perizinan, investasi, permodalan, dan perlindungan hak cipta. Problem lainnya adalah industri kreatif yang acapkali berskala home industry masih berjalan sendiri-sendiri dan belum bersinergi untuk memperkuat posisi tawar di pasar.

"Yang dibutuhkan adalah formula rantai ekonomi bagi industri kreatif yang mencakup kegiatan kreasi, produksi, hingga distribusi atau pemasaran. Bila rangkaian kegiatan ini bisa disinergikan maka produktivitas dan nilainya bisa jauh lebih besar," terang calon Ketua Umum Kadin Indonesia ini.

Rosan juga memaparkan pentingnya UKM sebagai penggerak ekonomi, contohnya di Jawa Barat. Data BPS tahun 2014 menunjukkan Provinsi Jabar berada di peringkat kedua dalam jumlah dan jenis UKM per desa/kelurahan dengan jumlah total 16.405. Industri makanan dan minuman menempati posisi pertama dengan jumlah 4.023, disusul industri olahan dari kayu (3.987), industri anyaman (2.266), industri gerabah/keramik (1.828), serta industri konveksi dan tenunan (1.779).

"Saya meyakini bila UKM mampu digerakkan, pertumbuhan ekonomi Jabar, meskipun melambat namun bisa tetap di atas angka rata-rata pertumbuhan ekonomi nasional. Yang terpenting, sektor yang terbukti berkontribusi bagi roda perekonomian provinsi dan memiliki peluang pasar yang besar bisa mendapatkan prioritas pemerintah. Salah satunya adalah produk teknologi informatika. Terbukti, sektor ini menjadi penyumbang terbesar bagi perekonomian Jawa Barat pada triwulan II-2015 sebesar 19,12%," paparnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: