Kemenristek: BOPTN Tergantung Perkembangan Ekonomi

WE Online, Jakarta - Sekretaris Jenderal Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti), Ainun Naim mengatakan pihaknya akan mempertimbangkan usulan kenaikan Bantuan Operasional Perguruan Tinggi Negeri (BOPTN).

"Kami akan lihat perkembangan ekonomi kita, kalau perekonomian membaik tentu BOPTN akan naik," ujar Ainun di Jakarta, Selasa (13/10/2015).

Sebelumnya, Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri (MPRPTN) mengusulkan kenaikan Bantuan Operasional Perguruan Tinggi Negeri (BOPTN) menjadi Rp6,2 triliun atau sekurang-kurangnya Rp5,5 triliun dalam APBN 2016. Ainun mengatakan pertumbuhan ekonomi yang melambat pada semester pertama tahun ini menjadi penyebab BOPTN tak mengalami kenaikan berarti pada 2016.

Sebelumnya, Ketua Umum MPRPTN, Rochmat Wahab mengatakan BOPTN harus mengalami kenaikan minimal Rp5,5 triliun. Usulan tersebut lebih tinggi dari yang diusulkan oleh Kemristekdikti yakni sekitar Rp4 triliun.

Rochmat beralasan kenaikan tersebut disebabkan beberapa hal yakni penyesuaian terhadap inflasi, pertambahan jumlah Perguruan Tinggi Negeri (PTN) yang mempunyai dampak terhadap peningkatan jumlah mahasiswa, serta target PTN masuk ke dalam peringkat 500 dunia.

"Selama ini, prestasi yang ditorehkan oleh PTN di dunia internasional tidak selamanya didukung oleh pusat, melainkan karena PTN itu sendiri," ucap Rochmat.

Oleh karenanya, jika Kemristekdikti menargetkan PTN masuk ke dalam peringkat 500 dunia, maka harus didukung dengan pendanaan yang mumpuni. Meski demikian, para rektor tak ingin membuat kegaduhan jika Kemristekdikti menolak usulan tersebut.

"Kami tidak mengancam, hanya sekadar mengingatkan agar Kemristekdikti jangan ikut campur dalam penentuan Uang Kuliah Tunggal (UKT) jika tidak menaikkan anggaran BOPTN," tukas Rochmat. (Ant)