Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Perekonomian 2016 Bisa Lebihi Target Jika Fiskal Optimal

Warta Ekonomi -

WE Online, Jakarta - Ekonom CRECO Research Raden Pardede menilai pertumbuhan ekonomi di 2016 bisa saja melebihi asumsi di APBN sebesar 5,3 persen, asalkan realisasi belanja fiskal pemerintah pusat dan daerah lebih optimal, untuk program-program produktif seperti pembangunan infrastruktur.

Di sela seminar ekonomi di Jakarta, Selasa (24/11/2015), Raden menilai pertumbuhan ekonomi 2016 berpeluang besar kembali ke tren di atas 5,0 persen.

"Namun, pemerintah harus memperhatikan dalam belanjanya maupun persiapan proyek-proyek infrastruktur itu," kata dia di Seminar DBS Asian Insight.

Jika merujuk APBN 2016, pemerintah mengalokasikan anggaran infrastruktur sebesar Rp313,5 triliun, atau sekitar 14 persen dari total belanja negara sebanyak Rp2.095 triliun. Angka itu menunjukkan peningkatan dibanding 2015 yang sebesar Rp290 triliun Raden juga menagih janji pemerintah untuk memperbaiki kualitas belanja agar realiasi belanja produktif dapat lebih besar dan cepat dibanding belanja rutin dan belanja pegawai, seperti yang kerap terjadi selama ini.

Di sisi lain, Wakil Ketua Komite Ekonomi Nasional era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ini menilai tahapan paket kebijakan pemerintah yang sudah dijalankan cukup berjalan baik.

Namun, dia menyarankan koordinasi dan sinergi antarkementerian dan lembaga dalam menerapkan kebijakan tersebut harus lebih diperkuat.

Di seminar yang sama, Ekonom DBS Bank Gundy Cahyadi menilai pemerintah tidak bisa lagi hanya mengandalkan capaian matematis angka-angka pertumbuhan.

Menurutnya, lebih baik pemerintah saat ini fokus membenahi struktur ekonomi di masa transisi, dari negara yang mengandalkan bahan mentah menjadi negara yang mengandalkan barang bernilai tambah.

Hal tersebut akan memberikan manfaat dan daya tahan ekonomi secara jangka panjang.

"Jangan sampai pertumbuhan hingga 7 atau 8 persen, tapi tidak berkelanjutan. Kita harus membenahi ekonomi secara struktural," ujarnya.

Dia menilai tantangan ekonomi Indonesia, terutama dari eksternal, masih akan membayangi pada 2016. Tantangan itu tidak hanya rencana kenaikan bunga Bank Sentral The Fed AS yang diperkirakan bisa terjadi Desember 2015.

Jika kenaikan itu terjadi, kata Gundy, maka belum tentu ketidakpastian ekonomi global dan dampak negatifnya buat Indonesia tuntas.

Menurut Gundy, stagnasi pemulihan ekonomi di Eropa dan masih lesunya ekonomi Jepang bisa terus menekan pasar finansial Indonesia.

"Seberapa besar juga peningkatan The Fed buat tahun depannya. Ini yang buat kita garuk-garuk kepala, karena kebijakan moneter itu jadi suatu momok ketidakpastian di pasar," kata dia.

Tim riset DBS memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2016 bisa mencapai 5,2 persen setelah tahun ini diperkirakan tumbuh 4,7 persen. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Sucipto

Advertisement

Bagikan Artikel: