Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bankir: Kebijakan Suku Bunga BI Masih Wajar

Warta Ekonomi -

WE Online, Jakarta - Presiden Direktur OCBC NISP Parwati Surjaudaja menanggapi wajar kebijakan suku bunga acuan (BI rate) ketat yang dilakukan Bank Indonesia mengingat kondisi global masih diliputi ketidakpastian yang tinggi.

"Saya kira bukan hanya faktor suku bunga AS (Amerika Serikat) yang dilihat oleh BI, tapi juga banyak hal lain seperti faktor rupiah itu sendiri. Itu harus diantisipasi semua dan pasti BI juga harus hati-hati kan," ujar Parwati di Jakarta, Rabu (25/11/2015).

Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada Selasa (17/11) lalu memutuskan untuk kembali mempertahankan tingkat suku bunga acuan ( BI Rate) sebesar 7,5 persen dengan suku bunga Deposit Facility 5,5 persen dan Lending Facility pada level 8 persen.

Menurut Parwati, perekonomian global masih dinamis dan memberikan pengaruh terhadap kondisi makro ekonomi domestik yang diindikasikan dengan masih melambatnya pertumbuhan ekonomi pada tiga kuartal terakhir.

"Masih banyak hal-hal yang masih belum terselesaikan di global. China masih 'slowdown' (melambat), Eropa juga belum bangkit sepenuhnya, yang positif masih Amerika. Kayaknya dengan faktor-faktor itu masih banyak tantangannya di luar," kata Parwati.

Bank sentral juga memutuskan untuk menurunkan Giro Wajib Minimum (GWM) Primer dalam Rupiah, dari sebelumnya 8 persen menjadi 7,5 persen berlaku efektif sejak 1 Desember 2015. Kebijakan tersebut diharapkan dapat meningkatkan kapasitas pembiayaan perbankan untuk mendukung kegiatan ekonomi yang mulai meningkat semenjak triwulan III 2015.

BI sendiri memproyeksikan pertumbuhan kredit pada 2016 mendatang akan berada di kisaran 12-14 persen, lebih tinggi dibandingkan proyeksi pertumbuhan kredit tahun ini 11 persen.

Parwati sendiri meyakini proyeksi pertumbuhan kredit tersebut dapat dipenuhi oleh industri perbankan seiring dengan akan semakin meningkatnya proyek infrastruktur dan belanja pemerintah pada tahun depan sehingga akan mengerek pertumbuhan ekonomi.

"Kami sih optimis juga di level itu (12-14 persen), bakal lebih tinggi juga sih mungkin. Karena di 2015 pun kamu tumbuhnya di kisaran 15 persen," ujar Parwati. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Achmad Fauzi

Advertisement

Bagikan Artikel: