Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Asuransi Jiwa untuk Nelayan Masih Terbatas pada Sosialisasi

Warta Ekonomi -

WE Online, Kupang - Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan NTT Abraham Maulaka mengatakan pemberian asuransi jiwa bagi nelayan Indonesia khsusunya wilayah provinsi kepulauan itu masih terbatas pada sosialisasi.

"Kalau untuk wilayah NTT kita sudah lakukan sosialisasi beberapa waktu lalu kepada nelayan-nelayan dengan menghadirkan salah satu asuransi jiwa dari Surabaya," katanya di Kupang, Rabu (25/11/2015).

Sebab dari data yang dipegang oleh pihak DKP NTT belum ada asuransi di NTT yang bisa memberikan jaminan atau asuransi jiwa bagi nelayan di NTT.

"Kita ambil dari Surabaya asuransinya, tetapi saya lupa apa nama asuransinya. Sebab asuransi yang berkompeten dan dapat dipercaya memberikan asuransi jiwa bagi nelayan kita saat ini di NTT belum ada," ujarnya.

Ia menjelaskan dalam sosialisasi yang dilakukan tersebut berbagai penjelasan telah dilakukan oleh DKP NTT serta pihak dari asuransi terkait kegunaan dari asuransi jiwa tersebut bagi nelayan.

Seperti yang diketahui Kementerian Kalautan dan Perikanan akan memberikan asuransi jiwa bagi nelayan seluruh Indonesia. Pemberian ini dalam rangka untuk memberikan perlindungan bagi ahli waris dari nelayan.

Lebih lanjut Abraham mengatakan, asuransi jiwa tersebut juga nantinya akan bekerja sama dengan pihak BPJS ketenagakerjaan, dan nelayan yang terdaftar harus memiliki kartu nelayan.

"Terkait BPJS ketenagakerjaan bagi nelayan kita, DKP NTT juga sudah lakukan sosialisasi dan diharapkan nelayan-nelayan di NTT sudah bisa bergabung menjadi anggota BPJS Ketenagakerjaan," tuturnya.

Sementara itu, Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kota Kupang, Maxi Ndun mengatakan mengapresiasi apa yang dilakukan oleh pihak KKP terkait pemberian asuransi jiwa bagi nelayan-nelayan Indonesia.

"Program dari KKP ini juga juga yang selama ini menjadi program dari HNSI. Sebab pekerjaan sebagai nelayan merupakan pekerjaan berbahaya di tengah laut yang bisa memberikan keuntungan serta pemasukan bagi suatu daerah," ujarnya. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Achmad Fauzi

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: