Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Asphurindo Siap Garap Wisata Religi

Warta Ekonomi -

WE Online, Jakarta - Ketua Umum Asosiasi Penyelenggara Haji Khusus Umrah dan Inbound Indonesia (Asphurindo) KH Hafidz Taftazani mengakui pihaknya akan menggarap wisata religi di negeri ini karena potensinya besar.

Segmen pasarnya terutama adalah wisatawan dari Timur Tengah, kata KH Hafidz Taftazani di Jakarta, Kamis (26/11/2015). Keinginan asosiasi tersebut menggarap segmen wisata religi, menurut dia, merupakan hasil keputusan musyawarah kerja II Asphurindo yang berlangsung selama dua hari sejak 24 November di Jakarta.

Selain pangsa pasarnya besar, wisata religi atau ziarah diharapkan pula dapat mendongkrak peningkatan kesejahteraan rakyat Indonesia. "Selama ini warga Indonesia dengan perjalanan umroh dan haji dikesankan sebagai menghabiskan devisa. Namun kesan itu harus dibalas, justru asosiasi ini ingin pula mendatangkan devisa," kata Hafidz.

Ada beberapa poin keputusan musyawarah kerja yang harus dilaksanakan dan menjadi agenda penting Asphurindo. Agenda yang dimaksud adalah selain menggarap wisata religi, juga melakukan sertifikasi halal bagi penyelenggaraan umroh dan bersinergi dengan koperasi untuk memberdayakan sumber daya anggota asosiasi.

Wisata religi, menurut dia, sudah harus digarap mulai awal tahun depan. Karena itu pihaknya secepatnya melakukan pendekatan dengan seluruh pemangku kepentingan pariwisata. Asphurindo harus menjadi pionir sebagai wisata bercorak Islam dengan mendatangkan wisatawan Timur Tengah ke Tanah Air, katanya.

Hafidz mengakui Asphurindo ke depan tak akan melulu menggarap segmen penyelenggaraan ibadah haji khusus dan umroh setiap tahun, tetapi penting pula merebut pangsa pasar wisatawan Timur Tengah untuk memperkenalkan wisata ziarah atau religi. Sekaligus pula memperkenalkan peradaban Islam Nusantara yang Rahmatan Lil Alamin, Islam yang mengangkat kasih sayang dan kedamaian.

Terkait dengan sertifikasi penyelenggaraan haji atau umroh yang halal, ia menjelaskan bahwa kehalalan yang dimaksud bukan saja terkait dengan produk halal yang dikonsumsi seseorang, tetapi pada kemampuan anggota asosiasi membimbing anggota jamaahnya ke tempat yang benar-benar syar'i. Sesuai dengan tujuan ibadah; makan, minum dan menggenakan pakaian sesuai dengan ketentuan ajaran Islam. Semua harus halal.

"Sertifikasi itu penting bagi pembimbing, agar tahu tempat-tempat halal," ia menegaskan.

Untuk itu, lanjut dia, ke depan, para pembimbing haji dan umroh dari asosiasi itu harus diberi pelatihan. Selanjutnya, jika sudah memenuhi persyaratan yang ditentukan, mereka akan mendapatkan sertifikasi dari Majelis Ulama Indonesia (MUI). (Ant)

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Achmad Fauzi

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: