Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pengamat: Indonesia Tidak Seperti Amerika

Warta Ekonomi -

WE Online, Jakarta - Kebijakan pemerintah membeli helikopter untuk Presiden RI dan tamu VVIP jenis AW-101 dibuat oleh AgustaWestland, produsen helikopter Inggris, bermarkas di Italia menuai kritik.

Pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia Rahmat Bardja menilai bahwa selain dari segi harga terlalu mahal, juga saat ini pemerintah belum membutuhkan mengingat segi ancaman terhadap kepala negara di Indonesia tidak sebesar negara lain seperti Amerika Serikat (AS).

"Kita bukan seperti AS, ancaman kepala negara cukup besar. Presiden Jokowi tidak seperti Presiden Soekarno. Kalau Jokowi kan tidak pernah diserang, berbeda dengan Soekarno saat pemimpin diserang enam kali oleh separatis," kata Bardja kepada Warta Ekonomi di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (27/11/2015).

Menurut Bardja, seharusnya PT Dirgantara Indonesia (DI) mengambil peran pembuatan helikopter sang presiden sebagai perwujudan nawacita. Maka itu, ia meminta Presiden Jokowi tegas membatalkan pembelian helikopter tersebut.

"Untuk Jokowi, sebenarnya cukup menggunakan helikopter Super Puma, tinggal spesifikasi teknologinya ditambah. PT DI bisa membuat Super Puma apalagi sudah mengantongi sertifikat pembuatan dari AS," pungkasnya.

Seperti diketahui, rencana pemerintah membeli helikopter jenis AW-101 guna mengganti Super Puma yang telah berumur 25 tahun.

Sekretaris Kabinet Pramono Anung menyatakan, rencana pembelian tiga unit helikopter itu berdasarkan usulan peremajaan helikopter kepresidenan dari Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Agus Supriatna. Usulan pembelian tercantum pada rencana strategis (Renstra) TNI Angkatan Udara periode 2015-2019.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ferry Hidayat
Editor: Cahyo Prayogo

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: