Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Rizal: Indonesia Jangan Mudah Diakali Pihak Asing

Warta Ekonomi -

WE Online, Palembang - Menteri Koordinator Kemaritiman dan Sumber Daya Rizal Ramli mengatakan negara harus belajar dari kesalahan masa lalu sehingga tidak mudah diakali oleh pihak asing yang hanya ingin mengeruk kekayaan alam Indonesia.

Rizal dalam kuliah umum di Palembang, Jumat (27/11/2015), mengatakan, dengan mengevaluasi diri maka bangsa ini tidak lagi terjebak pada persoalan yang sama yakni kekayaan alam hilang begitu saja sementara penduduknya masih miskin.

"Jika ditanya selama 70 tahun sudah merdeka, memang banyak kemajuan di Indonesia, tapi yang disayangkan hanya 20 persen yang menikmatinya sementara 80 persennya sama sekali tidak tersentuh," kata Rizal.

Ia tidak menampik bahwa Indonesia merupakan bangsa yang kaya sumber daya alam tapi lantaran terlalu kaya itu justru membuat negara ini menjadi sasaran empuk negara-negara maju.

"Jika kita miskin, maka tidak ada yang mau mendekati kita. Tapi karena kita kaya, jadi banyak yang tertarik dan mencoba mengakali. Sayangnya, masih banyak pejabat kita bermental penjajah yang bisa dilobi," kata dia.

Menurut Rizal, Indonesia sebagai negara yang kaya SDA ini sudah kehilangan lima kesempatan emas akibat kelalaian dan tidak mau belajar dari kesalahan masa lalu.

Pertama, saat awal masa pemerintahan Orde Baru yakni ketika dianugerahi hutan yang luas dan hijau. Negara tidak menggunakannya dengan baik dan tidak memikirkan keberlangsungannya agar pohon yang ditebang kemudian bisa ditanam kembali dan menghasilkan lagi.

Kedua, ketika Indonesia mulai menjajal energi minyak bumi lupa untuk membangun dan memperbanyak kilang sendiri.

Lalu yang ketiga terhadap sumber daya laut, yakni membiarkan begitu saja pencurian ikan sehingga para nelayan tetap hidup miskin, contohnya di Maluku.

"Apa yang dilakukan Menteri Susi bagus dengan menenggelamkannya sehingga saat ini nelayan bebas tanpa saingan dan mendapatkan tangkapan ikan yang besar, tapi yang lebih bagus lagi bagaimana membuat strategi jangka panjang, sehingga sumber daya laut ini bisa berkembang dan memiliki nilai tambah," kata dia.

Kemudian, kesempatan emas keempat yang hilang yakni kecerobohan dalam mengolah sumber daya mineral. Negara memberikan ke asing selama puluhan tahun, sementara hanya mendapatkan secuil keuntungan.

Begitu juga dengan kesempatan kelima yakni terhadap pengelolaan gas yang menjual jor-joran ke luar negeri dengan harga yang sangat murah.

Berkaca dari kesalahan ini, Rizal mengharapkan para pengambil kebijakan untuk belajar dari kesalahan masa lalu karena jika tidak maka bangsa ini akan cenderung jalan di tempat bahkan tertinggal dari negara lain.

"Pada era tahun 70-an, Indonesia lebih maju dari Qatar, bisa dikatakan negara itu masih naik unta. Tapi lihat kini, mereka sudah menjadi negara kaya karena cerdas dalam menggunakan energinya," kata dia.

Sementara, ketika ditanya terkait kasus perpanjangan kontrak karya PT Freeport yang saat ini ramai dibicarakan terutama terkait rencana perusahaan asing itu melaporkan Indonesia ke badan abritase internasional, Rizal enggan mengomentari.

"Yang itu, nanti dululah," kata Rizal yang diwawancarai seusai memberikan ceramah. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Achmad Fauzi

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: