Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Jasa Pengiriman Beradu Servis dan Tarif

Warta Ekonomi -

WE Online, Jakarta - Perusahaan jasa pengiriman makin banyak di Indonesia. Pertumbuhan bisnis ini tidak terlepas dari makin banyaknya bisnis yang menggunakan jasa kurir dan kargo. E-commerce juga turut memengaruhinya.

Perkembangan e-commerce memancing pertumbuhan industri lainnya. Salah satu industri yang mendapat berkah dari bisnis online ini adalah jasa pengiriman barang. Peluang bisnis ini otomatis terbuka lebar, sebab jual beli jarak jauh ini membutuhkan jasa pengantaran barang.

Salah satu perusahaan yang melirik peluang ini adalah 21 Express. Perusahaan yang telah berumur 25 tahun ini awalnya hanya melayani titipan logistik perusahaan-perusahaan atau business to business (B2B). Namun,  akhirnya perusahaan ini mengembangkan sayapnya untuk ikut menangkap peluang di bisnis  jasa kurir ritel yang tengah marak. Pendiri dan CEO 21 Express Tjia Anastasia mengakui tergiur oleh fenomena tersebut. Menurut dia, pertumbuhan pangsa pasar e-commerce akan makin meningkat di Indonesia.

IDC, sebuah badan riset independen, memprediksi pasar e-commerce di Indonesia tumbuh 42% selama 2012-2015. Angka tersebut lebih tinggi daripada negara-negara tetangga. Saat ini sudah makin banyak kota kecil di Indonesia yang penduduknya mulai berbelanja secara online dan terpapar sistem belanja tersebut karena tidak ingin ketinggalan tren. "Tren ini mendorong para pelaku usaha e-commerce untuk mencari mitra kerja andal untuk pengiriman barang," ungkap Tjia.

Sebelum memasuki bisnis ritel, 21 Express telah melayani pengiriman sebanyak 130.000 barang per hari. Dalam menjalankan bisnisnya, perusahaan tersebut didukung 30 cabang dan 50 agen di seluruh Indonesia. Managing Director 21 Express Fanywati Wyandi mengatakan perusahaan ini memasuki periode lanjutan dari perjalanan bisnisnya dengan mengembangkan usaha untuk melayani jasa pengiriman barang untuk pelanggan perorangan (B2C).

Tren Pengiriman Barang Meningkat

Bisnis pengiriman barang mungkin dapat disebut sebagai bisnis yang tidak pernah mati. Pasalnya, hingga saat ini, belum ada teknologi canggih yang dapat mentransformasi pengiriman barang dengan cara transfer. Pengiriman barang masih menjadi aktivitas sebagaimana manusia untuk mencapai suatu tujuan yakni dengan perjalanan baik lewat darat, laut, maupun udara.

Selain paket, aktivitas lain yang dulu syarat dengan jasa pengiriman adalah surat dan uang. Namun, kedua jenis barang tersebut sekarang sudah dapat digantikan dengan teknologi, berupa surat elektronik (electronic mail/e-mail) dan pesan singkat, dan transfer untuk uang.

Akan tetapi, untuk pengiriman barang, dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan, terutama pada momen-momen tertentu seperti hari raya. Kesibukan aktivitas pengiriman barang pun saat ini menjadi makin meningkat setiap harinya akibat perubahan gaya hidup dengan berbelanja online. Salah satu perusahaan yang menjadi alternatif untuk pengiriman barang-barang ritel tersebut adalah Pos Indonesia. Aktivitas pengiriman barang salah satu perusahaan jasa pengiriman milik negara ini secara keseluruhan menunjukkan peningkatan.

Berdasarkan jumlah total pengiriman tiap tahun, terjadi peningkatan sebesar 259% pada 2011 dibandingkan tahun sebelumnya, dari 2.756.000 buah menjadi 9.906.000 buah. Tahun berikutnya masih menunjukkan peningkatan meskipun lebih kecil. Pada 2014 terjadi peningkatan pengiriman sebesar 13,38%, dari 11.258.000 buah menjadi 12.764.000 buah.

Pada 2013 memang terjadi penurunan tipis, sebesar 0,75%. Namun, jika dilihat dari masing-masing jenis pengiriman, penurunan terjadi hanya pada salah satu jenis yakni paket standar. Sementara itu, untuk jenis lainnya mengalami peningkatan. Hal ini mengindikasikan bahwa pengirim mulai memilih layanan pengiriman tertentu. Selain itu, beberapa tahun terakhir juga mulai berkembang berbagai jasa pengiriman barang lainnya, seperti TIKI, JNE, RPX Holding, Pandu Logistics, dan 21 Express. Pengirim memilih jasa pengiriman lain kemungkinan karena mempertimbangkan harga dan layanan lainnya.

Saat ini makin banyak jasa pengiriman barang yang ada di Indonesia dengan layanan yang makin menarik. Satu satu perusahaan jasa pengiriman yang mungkin mengalami penurunan adalah Pos Indonesia. Untuk memenangkan pasar, sepertinya nama besar saja tidaklah cukup. Banyak pendatang baru yang lebih inovatif, membuat pionir dalam bidangnya kalah bersaing. Hal itu menuntut semua penyedia jasa untuk bersaing memberikan layanan terbaik.

Dengan memanfaatkan teknologi informasi (TI), saat ini jasa pengiriman sepertinya wajib memiliki website sendiri untuk memudahkan pelanggan melakukan pengecekan baik harga maupun status pengiriman. Hampir semua perusahaan jasa memiliki aplikasi ini. Jika tidak, agar tetap dapat meningkatkan profitnya, perusahaan jasa pengiriman harus memiliki strategi tersendiri yang berbeda, yaitu melayani jasa lainnya yang tidak dilakukan oleh pesaing, atau melayani segmen khusus.

Ada beberapa hal yang unik dalam fenomena belanja online, yaitu setiap pembeli selalu menginginkan barangnya aman, cepat sampai, dan biaya pengiriman murah. Bahkan, faktor biaya pengiriman ini menjadi sangat penting, sebab akan menjadi biaya dari harga barang yang dibeli.

Kondisi barang dan waktu pengiriman juga sangat penting. Namun, ketika seseorang menginginkan hal itu, membuat biaya pengiriman menjadi makin mahal. Pasalnya, untuk memastikan keamanan ini, jasa pengiriman akan memberikan asuransi. Selain itu, waktu pengiriman yang lebih cepat juga membuat biaya makin mahal.

Satu lagi yang tidak kalah penting dan sangat berpengaruh terhadap kepuasan dan pilihan konsumen adalah jangkauan ke tempat pengiriman. Tidak hanya di mana yang dekat untuk mengirimkan barang, tetapi juga ada tidaknya agen atau jaringan jasa pengiriman yang digunakan di tempat tujuan. Akan menjadi masalah jika saat seseorang mengirimkan barang, tetapi ternyata di tempat tujuan tidak ada agen penerima atau sangat jauh jangkauannya.

Perbandingan Tarif Pengiriman

Dari sejumlah jasa pengiriman yang ada di Indonesia, Pos Indonesia,  JNE, TIKI, RPX Holding, dan Pandu Logistik memberikan informasi biaya yang bervariasi. Misalnya, pengiriman barang dari Jakarta ke Palembang untuk barang seberat satu kilogram, Pos Indonesia layanan Surat Kilat menawarkan tarif Rp19.000 untuk waktu pengiriman 2-4 hari, dan Pos Express dengan tarif Rp25.000 untuk waktu pengiriman satu hari.

Jasa pengiriman JNE, untuk layanan OKE, menawarkan tarif Rp19.000 dengan waktu pengiriman 2-3 hari, Reguler tarif Rp22.000 dengan waktu 1-2 hari, dan YES tarif Rp34.000 dengan waktu satu hari. Adapun TIKI, Same Day Service dengan tarif Rp256.000, Holiday Delivery Service dengan tarif Rp49.000, Over Night Service dengan tarif Rp28.000, Regular Service dengan tarif Rp19.000, dan Economy Service dengan tarif Rp16.000.

Kemudian RPX Holding, Same Day Package dengan tarif Rp230.000, Mid Day Package dengan tarif Rp37.500, Next Day Package dengan tarif Rp22.000, dan Economy Package dengan tarif Rp19.500. Adapun Pandu Logistics, untuk Same Day Service memasang  tarif Rp350.000 dan Over Night Service Rp21.000.

Sementara itu, beberapa jasa pengiriman lainnya yang ada di Indonesia belum mencantumkan fitur untuk pengecekan tarif. Namun, 21 Express sudah memiliki fitur tersebut baik di website maupun di aplikasi smartphone, meski saat dicoba belum dapat digunakan. Bagaimanapun, perkembangan sektor jasa sangat ditentukan oleh kepuasan pelanggan atas layanan jasa yang diberikan.

Sumber: Majalah Warta Ekonomi Edisi 18

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Agus Aryanto
Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: