Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ekonom: Investor Sumut Keluhkan Biaya Keamanan

Warta Ekonomi -

WE Online, Medan - Kalangan investor di Sumatera Utara sering mengeluhkan "biaya keamanan" yang tidak terkait faktor produksi sehingga memperlemah daya saing provinsi itu dalam dunia investasi.

Ekonom dari Universitas Sumatera Utara (USU) Wahyu Aryo Pratomo di Medan, Senin (30/11/2015), mengatakan biaya keamanan tersebut dianggap sebagai gangguan ekternal karena tidak ada dalam teori ekonomi. Meski bukan berupa tantangan nyata dalam peningkatan produksi, tetapi faktor keamanan yang datang eksternal usaha tersebut dirasakan betul dalam kelancaran investasi.

Karena itu, banyak kalangan investor yang menganggap adanya "hama penggangu" dalam dunia investasi di Sumut yang dapat mengganggu kelancaran produksi.

"Seperti hama yang tiba-tiba datang, 'nyentup kita' atau apa, lalu produksi gagal," ucapnya.

Menurut dia, adanya biaya keamanan yang tidak berkaitan langsung dengan proses produksi tersebut menyebabkan kalangan investor harus mengeluarkan biaya lebih. Kondisi itu mengakibatkan biaya produksi bertambah besar sehingga margin keuntungan dan perhitungan harga barang menjadi mahal.

Secara umum, adanya fakto eksternal berupa biaya keanaman itu merupakan fenomena nasional. Namun dari beberapa survei, tuntutan biaya keamanan tersebut lebih besar di Sumut.

"Hama investasi" itu ada yang merupakan oknum instansi pemerintah yang memungsikan diri sebagai agen dalam pengurusan izin penanaman modal.

Namun, ada juga dari kalangan swasta atau kelompok masyarakat yang ingin memanfaatkan usaha yang sedang dikembangkan untuk keuntungan pribadi dan kelompok.

"Karena merasa daerah kekuasaannya, lalu ada orang baru, harus melapor nih," tukas Wahyu.

Kondisi itu diperkirakan bukan hanya karena faktor pendidikan, tetapi juga dipengaruhi etos kerja yang rendah. "Mereka mau dapat uang banyak, tetapi tidak mau berusaha," ujar Dosen Fakultas Ekonomi USU tersebut.

Masyarakat diharapkan dapat menyadari fenomena yang kurang positif tersebut, karena investasi yang dilakukan justru akan membawa pengaruh yang lebih besar dalam sektor ekonomi.

Berbagai fenomena negatif itu menyebabkan daya saing Sumut di bidang investasi menjadi rendah. "Kita rangking 19 dari 33 provinsi," tegas Wahyu. (Ant)

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Achmad Fauzi

Advertisement

Bagikan Artikel: