Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kecelakaan Pesawat Airasia QZ8501 Tak Dipengaruhi Cuaca

Warta Ekonomi -

WE Online, Jakarta - Kecelakaan Pesawat AirAsia QZ8501 rute Surabaya-Singapura bukan karena kondisi cuaca, kata Ketua Tim Investigator Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) untuk kasus AirAsia Mardjono Siswosuwarno.

"KNKT tidak menemukan tanda-tanda atau pengaruh cuaca yang menyebabkan terjadinya kecelakaan pesawat ini," ucap Mardjono dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (1/12/2015).

Mardjono menjelaskan faktor yang berkontribusi pada kecelakaan tersebut pertama, retakan solder pada "electronic module" di "Rudder Travel Limiter Unit" (RTLU) menyebabkan hubungan yang berselang dan berakibat pada masalah yang berkelanjutan dan berulang.

Kedua, lanjut dia, sistem perawatan pesawat dan analisa di perusahaan yang belum optimal mengakibatkan tidak terselesaikannya masalah yang berulang.

Ketiga, dia mengatakan, awak pesawat melaksanakan prosedur sesuai "electronic centralized aircraft monitoring" (ECAM) pada tiga gangguan yang pertama.

"Setelah gangguan yang keempat, FDR mencatat indikasi yang berbeda, indikasi tersebut serupa dengan kondisi di mana 'circuit breaker' diatur ulang, sehingga berakibat terjadinya pemutusan arus listrik 'flight augmentation computer' (FAC)," paparnya.

Keempat, terputusnya arus listrik FAC menyebabkan "autopilot disengage", di mana "flight control logic" berubah dari "normal law" ke "alternate law".

"Rudder bergerak dua derajat ke kiri. Kondisi ini mengakibatkan pesawat berguling atau 'roll' mencapai sudut 54 derajat," tuturnya.

Kelima, pengendalian pesawat selanjutnya secara manual pada "alternate law" oleh awak pesawat telah menempatkan pesawat dalam kondisi "upset" dan "stall" secara berkepanjangan.

"Sehingga, berada di luar batas-batas penerbangan (flight envelope) yang dapat dikendalikan oleh awak pesawat," tambahnya.

Pesawat tersebut terbang dengan ketinggian 32.000 kaki di atas permukaan laut dan mengangkut 162 orang yang terdiri dari dua pilot, empat awak kabin dan 156 penumpang termasuk seorang teknisi.

Dalam pesawat tersebut, pimpinan penerbangan (captain pilot) bertindak sebagai pilot monitoring dan co-pilot bertindak sebagai "pilot flying". (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Sucipto

Advertisement

Bagikan Artikel: