Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Jokowi: Pertumbuhan Ekonomi 5,4% Beri Harapan

Warta Ekonomi -

WE Online Jakarta  - Presiden Joko Widodo mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal IV 2015 yang mencapai 5,04% memberi keyakinan bagi kemajuan ekonomi bangsa.
"Alhamdulillah baru tadi pagi sudah diumumkan oleh Badan Pusat Statistik kita naik ke 5,04 persen. Ini menjadikan kita optimis, ini menjadikan kita modal berani menatap ke depan karena situasi-situasi yang sangat berat tahun kemarin bisa kita hadapi," kata Jokowi dalam sambutannya pada Musyawarah Kerja Nasional PKB di Balai Sidang Jakarta pada Jumat malam (6/2/2015).
Jokowi mengakui kendati pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2015 melambat, namun dia optimistis ekonomi Indonesia dapat bertahan di tengah krisis yang terjadi di negara lain.
Presiden menjelaskan Indonesia baru bisa mendongkrak pertumbuhan ekonomi pada kuartal ketiga menjadi 4,74 persen dimana pada kuartal pertama dan kedua berturut-turut sebesar 4,73 persen dan 4,66 persen.
Kendati demikian, Presiden mengatakan pertumbuhan ekonomi di Indonesia masih lebih baik dibanding sejumlah negara lain pada 2015 seperti Brazil dan Rusia.
Selain itu, Presiden menjelaskan pemerintah akan segera mengambil keputusan untuk turut atau tidak bergabung kepada sejumlah forum ekonomi regional seperti TPP dari AS, RCEP dari Tiongkok dan FTAEU dari Uni Eropa.
"Ini 'problem-problem' persaingan global yang sudah kita masuki didepan mata yang mau tidak mau harus kita hadapi," kata Jokowi.
Presiden menjelaskan sejumlah negara di Asia Tenggara telah bergabung kepada beberapa forum ekonomi regional tersebut di antaranya Malaysia dan Singapura.
Keuntungan yang didapat, tambah Jokowi, adalah produk lokal yang masuk ke negara-negara anggota forum tersebut tidak dikenai pajak yang tinggi.
"Begitu kita tidak bergabung dengan mereka seperti TPP misalnya, barang kita yang masuk kesana 'diblok'," kata Jokowi.
Untuk negara produsen yang tidak bergabung dan ingin mengirim produk di negara-negara anggota forum itu, maka perlu membayar pajak sebesar 15-20 persen.
Untuk itu, tegas Presiden, Indonesia perlu meningkatkan fasilitas infrastruktur dan transportasi untuk memurahkan biaya logistik.
Selain itu, kualitas dan kompetensi sumber daya manusia Indonesia juga perlu ditingkatkan melalui pelatihan memasukin Masyarakat Ekonomi ASEAN untuk mendongkrak ekonomi.
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat lapangan usaha industri pengolahan memberikan kontribusi terbesar pada struktur perekonomian Indonesia yang sepanjang tahun 2015 tumbuh 4,79 persen.
Industri pengolahan berkontribusi menurut lapangan usaha sebesar 20,84 persen terhadap sumber pertumbuhan PDB.
Lapangan usaha lainnya yang memberikan kontribusi adalah pertanian, kehutanan dan perikanan sebesar 13,52 persen dan perdagangan besar eceran, reparasi mobil, sepeda motor 13,29 persen. (Ant)

Baca Juga: Tegas! Bule Inggris Eks Napi Narkoba Diusir dari Bali

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Boyke P. Siregar

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: