Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

NTT Sediakan 100 Ton Beras Bencana

Warta Ekonomi -

WE Online, Kupang - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur menyediakan 100 ton beras sebagai cadangan untuk pemulihan dan penanganan korban bencana di wilayah kepulauan itu.

"Beras 100 ton itu saat ini sudah tersedia di Dinas Sosial Provinsi NTT dan siap disalurkan ke daerah yang dilanda bencana," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Provinsi Nusa Tenggara Timur Tini Thadeus kepada Antara di Kupang, Selasa (9/2/2016).

Dia menyebutkan beras tersebut sudah ada sejak awal Januari 2016 dan diperuntukkan bagi pemulihan dan penanganan korban bencana di seluruh wilayah kepulauan itu.

"Jika penanganan bencana di daerah membutuhkan tambahan pangan, maka beras itu segera disalurkan untuk dimanfaatkan," katanya.

Setiap daerah telah menyediakan cadangan beras untuk kepentingan penanggulangan bencana di daerah masing-masing.

Meski jumlah stoknya berbeda-beda, namun yang pasti sudah siap untuk dimanfaatkan di saat bencana terjadi.

Selain penyediaan beras untuk kepentingan pemenuhan pangan bagi korban bencana, pemerintah daerah kabupaten dan dan kota juga telah diminta untuk menyediakan alat berat dan sejumlah peralatan penanggulangan bencana.

"Selain alat berat juga disediakan perahu karet untuk penanggulangan bencana banjir dan bencana di laut. Namun tentunya akan bekerja sama dengan Basarnas dan pihak lainnya," kata Tini yang adalah juga Penjabat Bupati Manggarai Barat itu.

Dia mengatakan, Provinsi Nusa Tenggara Timur sering dilanda bencana di sejumlah titik sehingga setiap daerah telah diminta membuat peta potensi bencana untuk antisipasi dan penanganan saat bencana terjadi.

Dengan melihat kondisi cuaca dengan curah hujan yang terus terjadi dan akan memuncak di Februari ini, maka diimbau agar warga bisa mewaspadai setiap bencana yang akan timbul.

"Warga yang bermukim di pinggiran bantaran sungai dan di pesisir laut untuk waspada. Gelombang dan tiupan angin akan memberi dampak buruk bagi tempat tinggal termasuk banjir," katanya.

 

Para nelayan diminta selalu melakukan koordinasi dengan BMKG untuk mendapatkan informasi pasti tentang cuaca di laut sebelum memutuskan untuk melakukan aktivitas menangkap di laut.

"Ini untuk kepentingan keselamatan para nelayan itu," katanya.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Nusa Tenggara Timur Melchias J mengatakan sejauh ini telah menerima laporan dua daerah yang dilanda banjir bandang.

Dua daerah yang dilaporkan dilanda banjir itu adalah Kabupaten Ende dan Manggarai Timur di Pulau Flores.

"Kedua daerah ini dilanda banjir pada hari yang sama yakni pada Minggu (31/1/2016) lalu," katanya.

Terhadap dua daerah itu, sampai saat ini belum ada permintaan bantuan ke provinsi maupun ke Pemerintah Pusat.

Itu artinya, pemerintah daerah masih bisa menangani bencana yang terjadi dari masing-masing daerah tersebut.

"Kita terus melakukan koordinasi dengan dua daerah yang dilanda banjir bandang pada Minggu (31/1/2016) ini untuk memantau penanganan bencana di lapangan," katanya.

Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Manggarai Timur Anton Dergo mengaku masih mendata kerusakan akibat banjir bandang disertai longsor yang menerjang beberapa desa di wilayah utara kabupaten itu.

"Sejak 2 Februari atau satu hari setelah kejadian, kami fokus mencari korban yang hilang terbawa banjir dan memberikan bantuan darurat. Petugas baru mulai melakukan pendataan di lapangan pada Kamis (4/2/2016)," katanya.

Dia mengatakan, hujan lebat yang terjadi beberapa hari di wilayah Kabupaten Manggarai Timur, Flores, mengakibatkan banjir bandang dan longsor di wilayah utara Manggarai Timur, tepatnya di wilayah Dampek, Kecamatan Lambaleda, Minggu (31/1/2016).

Akibatnya, salah seorang warga terbawa banjir dan ditemukan meninggal, serta sejumlah rumah warga di Dampek rusak diterjang banjir.

Selain itu, juga dilaporkan ada sejumlah sarana umum berupa jalan dan irigasi lahan pertanian mengalami kerusakan serius. (Ant)

 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Advertisement

Bagikan Artikel: