Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

BMKG Prediksi Sumut Masih Dilanda Cuaca Ekstrem

Warta Ekonomi -

WE Online, Jakarta - Memasuki bulan Februari 2016, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Wilayah 1 Medan memperkirakan Sumatera Utara (Sumut) masih dilanda cuaca ekstrem, musim kemarau, dan hujan lokal. Kondisi cuaca ini diprediksi bakal terjadi hingga beberapa hari ke depan.

"Sekarang ini cuaca masih ekstrem, meski dilanda hujan beberapa hari, bukan berarti musim hujan dan hujan yang terjadi tak hanya di Sumut, tetapi melanda seluruh kawasan Pulau Sumatera. Hujan yang akan terjadi masih kategori sedang," kata Kepala Bidang (Kabid) Data dan Informasi BMKG Wilayah 1 Medan Sunardi di Medan, Selasa (9/2/2016).

Menurutnya, untuk wilayah Sumut secara umum sebenarnya memasuki musim kemarau. Namun, saat ini terjadi gangguan atau perubahan cuaca yang disebabkan angin dari lautan di kawasan Asia sehingga beberapa hari ke depan setelah Imlek akan dilanda hujan.

"Perubahan cuaca ekstrem di wilayah Sumut tersebut diperkirakan tidak berlangsung lama. Tidak sampai berminggu-minggu, paling sampai tiga hari ke depan," ujanya.

Dijelaskannya, musim kemarau yang terjadi diperkirakan masih normal mencapai 29,4 derajat celcius. Ini berbeda dengan prediksi pada bulan sebelumnya yang mencapai 35 derajat celcius. Suhu panas normal ini dipengaruhi karena adanya hujan.

"Untuk kecepatan angin diprediksi masih sama sebesar 15 knot. Karenanya, diimbau bagi nelayan yang menggunakan kapal kecil harus lebih berhati-hati saat melaut karena tinggi gelombang mencapai dua meter di kawasan Sibolga-Nias. Sementara Banda Aceh-Sabang, ketinggian gelombang hingga 2,5 meter," katanya.

Meski diprediksi musim kemarau masyarakat tetap harus mewaspadai banjir dikarenakan hujan yang diperkirakan terjadi beberapa hari ke depan. Untuk itu, masyarakat dapat membersihkan saluran air mereka di rumahnya masing-masing sehingga apabila turun hujan maka air tidak tergenang dan menimbulkan banjir.

"Untuk di daerah pegunungan, harus mewaspadai juga terjadinya longsor. Sementara di laut mewaspadai tingginya gelombang," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Khairunnisak Lubis
Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: