Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Minyak Jatuh Lagi Setelah IEA Peringatkan Penurunan Harga

Warta Ekonomi -

WE Online, New York - Harga minyak dunia jatuh lagi pada Selasa (Rabu pagi WIB, 10/2/2016), setelah Badan Energi Internasional (IEA) memperingatkan harga bisa turun lebih lanjut karena meningkatnya kelebihan pasokan dan melemahnya pertumbuhan permintaan global.

Patokan AS, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Maret turun 1,75 dolar AS (5,9 persen) menjadi berakhir di 27,94 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.

Di London, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman April, patokan minyak mentah Eropa, menukik menjadi 30,32 dolar AS per barel, merosot 2,53 dolar AS (7,7 persen) dari penutupan Senin.

Kedua kontrak WTI dan Brent telah jatuh lebih dari tiga persen pada Senin.

IEA, dalam laporan bulanannya Selasa, memperkirakan surplus minyak dunia akan lebih besar dari perkiraan sebelumnya pada semester pertama 2016.

Mencatat bahwa OPEC bertanggung jawab atas melimpahnya pasokan yang memukul pasar, menambahkan bahwa Arab Saudi, Irak dan pembebasan sanksi Iran "semua telah memperbesar keran" pada Januari.

"Dengan pasar sudah dibanjiri minyak, sangat sulit untuk melihat bagaimana harga minyak dapat naik secara signifikan dalam jangka pendek," katanya.

"Dalam kondisi ini risiko jangka pendek ke sisi penurunan telah meningkat." IEA mempertahankan pandangan bahwa pertumbuhan permintaan global "akan berkurang kembali jauh lebih banyak" di 2016 menjadi 1,2 juta barel per hari dari 1,6 juta barel per hari pada 2015.

Akhir bulan lalu, harga sempat mengalami reli didukung spekulasi bahwa Rusia -- produsen minyak terbesar dunia -- dan 13 negara dari Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) akan membahas pemotongan produksi terkoordinasi.

Namun IEA mengatakan bahwa "kemungkinan pemotongan terkoordinasi sangat rendah." Matt Smith dari ClipperData mencatat bahwa laporan prospek jangka pendek Departemen Energi AS (DoE), juga dirilis Selasa, memberikan gambaran serupa atas pasar.

"Jadi kombinasi dari kedua laporan tersebut mungkin mengirim harga minyak mentah ke serendah 20-an dolar AS lagi," katanya.

WTI pada Januari turun di bawah 28 dolar AS per barel untuk pertama kalinya sejak September 2003.

Produksi minyak OPEC rata-rata 31,6 juta barel per hari tahun lalu, meningkat 0,8 juta barel per hari dari 2014, dipimpin oleh kenaikan produksi di Irak dan Arab Saudi, menurut prospek energi jangka pendek DoE, Selasa.

EIA memperkirakan bahwa produksi minyak OPEC akan meningkat sebesar 0,7 juta barel per hari tahun ini dan 0,6 juta barel per hari pada 2017, dengan Iran berkontribusi untuk sebagian besar peningkatan.

EIA mengasumsikan bahwa pemotongan produksi kolaboratif antara anggota OPEC dan produsen utama lainnya tidak terjadi di periode proyeksi, karena produsen-produsen OPEC besar melanjutkan strategi untuk mempertahankan pangsa pasar.

Menteri Perminyakan Venezuela Eulogio Del Pino sedang melakukan tur produsen minyak untuk melobi tindakan guna menopang harga. Tidak ada kesepakatan yang dicapai dari pertemuan antara Arab Saudi dan Venezuela pada Minggu yang membahas topik pertemuan OPEC dan non-OPEC untuk mengatasi kemerosotan harga. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Sucipto

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: