Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Jurus-jurus Bos Twitter Dorsey Masih Belum Pamungkas

Warta Ekonomi -

WE, Online - Sejak kembali ke Twitter Inc pada bulan Juli, CEO Jack Dorsey telah membuat beberapa perubahan dramatis untuk layanan micro-blogging tersebut. Akan tetapi sejauh ini, fitur baru tersebut belum berhasil melakukan satu hal yang paling diinginkan oleh Wall Street, yaitu mendapatkan lebih banyak pelanggan yang menggunakan layanan tersebut.

Para analis mengatakan harga saham Twitter yang telah mencapai rekor terendah tidak mungkin mengalami kenaikan sampai perusahaan tersebut menunjukkan pertumbuhan jumlah pengguna yang signifikan.

"Mereka sudah cukup lama menjadi perusahaan publik di mana seharusnya mampu meningkatkan basis pengguna dan memperbaiki banyak masalah produk untuk menarik khalayak yang lebih besar," kata Blake Harper, analis Topeka Capital Markets, seperti dikutip dari laman Channel NewsAsia di Jakarta, Jumat (12/2/2016).

Seperti diketahui, dalam sebuah surat kepada pemegang saham yang dirilis hari Rabu kemarin, untuk pertama kalinya Dorsey menguraikan strategi yang bakal diterapkan perusahaan. Sayangnya, strategi yang dipaparkan tersebut tidak banyak merinci soal rencana produk yang akan datang. Stagnansi pertumbuhan jumlah pengguna pada kuartal IV-2015 merupakan yang pertama kali sejak Twitter go public pada tahun 2013.

Sebelumnya, pada bulan Oktober 2015 Dorsey meluncurkan Moments yang bertujuan untuk memudahkan pengguna dalam mengikuti acara besar dan berita terbaru, tetapi fitur tersebut gagal menarik perhatian khalayak. Dorsey juga telah bereksperimen dengan mengubah salah satu fitur signature Twitter dengan memperluas batas 140 karakter.

Pada hari Rabu, Twitter resmi mengumumkan perubahan tampilan timeline sebagai homepage-nya. Fitur baru tersebut akan memungkinkan subscriber untuk melihat cuitan yang dianggap lebih penting untuknya tepat di bagian paling atas timeline pengguna.

Twitter akan menggunakan algoritma untuk menentukan tweet yang lebih penting bagi masing-masing subscribers. Sementara, beberapa pengguna telah bereaksi negatif terhadap gagasan perubahan cara kerja Twitter yang baru, bahkan banyak yang menggunakan fitur hashtag #RIPTwitter.

Hingga kini, pengiklan telah kecewa dengan kegagalan upaya Twitter untuk memicu kembali pertumbuhan jumlah pengguna, meskipun beberapa telah menyatakan optimisme terhadap perubahan tersebut.

Pada suratnya kepada pemegang saham, Dorsey menjelaskan dirinya fokus pada peningkatan jumlah orang yang menggunakan layanan ini. Salah satu bagian dari strategi ini adalah dengan membuat Twitter menjadi lebih mudah digunakan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Gregor Samsa
Editor: Cahyo Prayogo

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: