Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

BI Dorong Ekonomi NTT Diatas Normal

Warta Ekonomi -

WE Online, Kupang - Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo mengatakan kegiatan tahunan 2016 dipusatkan di Nusa Tenggara Timur dimaksudkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi daerah ini agar terus berada di atas rata-rata nasional seperti selama tahun 2014-2015.

Sebelum tahun 2014 rata-rata pertumbuhan ekonomi NTT berada di bawah nasional dan mulai pertengahan 2014 hingga akhir 2015 rata-rata berada di atas nasional. "Ini yang kita ingin dorong untuk tetap tumbuh berkesinambungan pada tahun-tahun mendatang," katanya kepada wartawan di Kupang, Kamis (11/2/2016) malam.

Gubernur BI mengatakan hal itu usai memimpin rapat evaluasi ekonomi dan keuangan daerah (Rekda) Bank Indonesia seluruh provinsi di Kupang dalam rangkaian kegiatan tiga hari terhitung sejak Kamis hingga Sabtu (13/2/2016).

Ia menyebut Nusa Tenggara Timur mencatat tingkat pertumbuhan ekonomi pada 2015 mencapai 5,02 persen atau sedikit melambat dibanding 2014 sebesar 5,05 persen, dan lebih tinggi dari pertumbuhan nasional yang mematok angka 4,79 persen.

"Ini karena terjadi pertumbuhan di semua sektor riil, pemerintahan, pertahanan, jaminan sosial wajib yang memiliki andil sebesar 0,89 persen terhadap total pertumbuhan ekonomi NTT dan pengadaan listrik serta gas merupakan lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 10,19 persen," katanya.

Pertumbuhan ini akan terus meningkat, apabila sektor lain seperti pariwisata, ternak besar seperti sapi, kerbau dan kuda yang potensial dimiliki daerah ini terus fokus dikembangkan untuk memacu pertumbuhan lebih tinggi dan berkesinambungan sehingga memicu tingkat kesejahteraaan penduduknya.

Apalagi dalam dua tahun terakhir ini pemerintah pusat memberi perhatian lebih ke kawasan timur Indonesia, termasuk Nusa Tenggara Timur seperti pembangunan bendungan dan sarana prasarana air lainnya serta infrastruktur darat laut dan udara yang semakin mendapat perhatian lebih.

Namun yang perlu diwaspadai adalah sekitar 36 persen dari APBD NTT dalam bentuk jaminan sosial dan pendidikan harus diperuntukan secara optimal dan efektif sehingga memberi manfaat pada peningkatan kesejahteraan dan kualitas sumber daya manusia agar membuat kompetisi di pasar bebas lebih baik.

"Kami tadi berkesempatan berkunjung ke pelabuhan Tenau, PT Semen Kupang dan Karantina Hewan, dan kami menyambut baik fasilitas yang ada itu, teristimewa PT Semen Kupang yang pada tahun lalu telah dinyatakan oleh Presiden bahwa akan dilakukan ekspansi hanya saja masih terkendala ketersediaan listrik yang sangat minim daya," katanya.

Persoalan listrik ini harus dicarikan solusi bersama, karena merupakan faktor penghambat dalam meningkatkan produksi perusahaan dan industri, bahkan menjadi kendala dalam mendatangkan investor untuk menanamkan modalnya di NTT.

"Ini penting karena pengembangan industri dan investasi besar di NTT tentunya sangat membuthkan listrik, sehingga janji dan rencana untuk mendatangkan energi listrik ke NTT harus segera direalisasi, untuk mengatasi persoalan mendasar itu," katanya.

Ia mengakui secara nasional memang terjadi perlambatan pertumbuhan ekonomi yang terjadi dalam empat tahun terakhir, diprediksi sudah mencapai titik kulminasi dan ekonomi Indonesia pun diproyeksi bakal masuk periode rebound atau naik kembali.

Hal ini terlihat sejak triwulan III 2015 yang mencapai 4,74 persen, naik tipis dibanding kinerja triwulan II 2015 yang sebesar 4,66 persen dan hingga akhir 2015 mencapai 4,79 persendari target 4,8 persen.

Artinya, kita bisa optimistis kalau 2016 bakal lebih cerah. Sebagai gambaran, dalam APBN 2016, pemerintah menargetkan ekonomi mampu tumbuh 5,3 persen. (Ant)

 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: