Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

BI Pede Pergerakan Rupiah Bakal Lebih Kuat

Warta Ekonomi -

WE Online, Jakarta - Bank Indonesia (BI) merasa percaya diri (pede) bahwa pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan jauh lebih kuat dibandingkan yang terjadi belakangan ini.

Sebagaimana diketahui, data BI menunjukkan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) menguat 169 poin atau terapresiasi 1,25% ke Rp13.369 per dolar AS pada saat dibuka Kamis (11/2/2016).

Rupiah juga menguat di pasar spot, terapresiasi 0,35% atau 47 poin ke Rp13.408 per dolar AS dan sempat menguat hingga Rp13.343 per dolar AS.

Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, selain mulai meredanya tekanan global, sejumlah katalis positif dari perbaikan ekonomi domestik yang terpublikasi di media massa juga telah menjadi sentimen positif bagi penguatan rupiah.

"Kalau lihat ada dari kekuatan berita-berita atau faktor-faktor positif domestik dan faktor luar negerinya juga lebih dovish, apalagi dengan pernyataan Janet Yellen (Gubernur The Fed) di depan kongres kemarin yang justru jauh lebih dovish," ujar Perry di Jakarta, Jumat (12/2/2016).

Asal tahu saja, pernyataan Gubernur The Fed Janet Yellen di Kongres Amerika Serikat mengisyaratkan gejolak pasar finansial dan perekonomian global bisa menunda penaikan suku bunga acuan AS. Selain itu, Yellen menyatakan tidak yakin suku bunga negatif bisa diterapkan di AS.

Oleh karena itu, Perry memandang kemungkinan kenaikan suku bunga fed fund rate (FFR) itu akan jauh lebih kecil tahun ini dari perkiraan-perkiraan awal. Bahkan, kemungkinan kenaikan fed fund rate itu baru bisa dilakukan pada 2017 karena faktor pertumbuhan ekonomi di AS rupanya juga lemah.

"Sehingga itu memberikan faktor positif untuk melanjutkan tren apresiasi. Kebijakan moneter AS tidak se-hawkish dahulu. Jadi, dari faktor-faktor ini kami meyakini bahwa rupiah akan jauh lebih menguat," tegas Perry.

Dia juga menilai penguatan rupiah terhadap dolar AS diyakini masih akan mampu mendukung daya saing neraca perdagangan nasional.

"Dari nilai tukar yang menguat pun, masih mendukung daya saing neraca perdagangan kita," tutupnya.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: