Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

2016, Pemkab Lebak Targetkan Swasembada Pangan

Warta Ekonomi -

WE Online, Lebak - Bupati Lebak Iti Octavia menargetkan pada 2016 bisa swasembada pangan dengan meluncurkan berbagai program bantuan pemerintah, diantaranya upaya khusus (upsus) tanaman padi.

"Dengan berbagai program yang kita laksanakan, kami optimistis tahun ini swasembada pangan, khususnya beras bisa direalisasikan," katanya saat melaksanakan gerakan tanam padi di Kecamatan Cirinten, Kabupaten Lebak, Jumat (12/2/2016).

Selama ini, ujar dia, petani Kabupaten Lebak cukup besar menyumbangkan produksi pangan nasional. Bahkan, musim panen tahun lalu surplus di Provinsi Banten dengan bisa memenuhi kebutuhan pangan sekitar tujuh bulan ke depan.

Produksi padi tahun ini ditargetkan di atas 520.000 ton gabah kering panen (GKP), sehingga bisa memasok beras ke berbagai daerah, seperti Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat dan Lampung.

"Kami terus meningkatkan produksi pangan guna mendongkrak pendapatan ekonomi petani," katanya.

Menurut dia, pemerintah daerah sangat fokus dan berkomitmen untuk mewujudkan Lebak sebagai daerah swasembada beras untuk itu pihaknya melaksanakan berbagai pembangunan sarana dan prasarana pertanian dan penerapan teknologi. Pembangunan sarana itu antara lain adalah perbaikan jaringan irigasi teknis maupun saluran irigasi desa dan pompanisasi di lahan-lahan kering.

Selain itu, penerapan teknologi pertanian, seperti penggunaan pupuk yang berimbang, jajar legowo, traktor dan lainnya guna mengenjot produktivitas pangan. Pemerintah melalui Kementerian Pertanian juga telah meluncurkan program Upsus untuk meningkatkan produksi dan produktivitas pangan.

"Kami berharap target swasembada beras bisa memberikan kesejahteraan bagi petani," ujarnya.

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Dede Supriatna mengimbau petani jika musim panen bisa menjual dalam bentuk beras sehingga dapat mengeruk keuntungan cukup besar. Selama ini, kebanyakan petani di sini jika musim panen dijual dalam bentuk gabah ke tengkulak maupun penampung. Pengalaman itu, kata dia, harga gabah selalu anjlok karena adanya permainan spekulan tersebut.

Karena itu, pihaknya meminta petani mampu memproduksi beras dan tidak menjual gabah. Apalagi, sekarang Perum Bulog siap menampung beras dari petani.

"Kami minta tidak menjual gabah,tetapi menjual dalam bentuk beras sehingga dapat memenuhi pasar lokal," katanya menjelaskan.

Ketua Gapoktan Sukabungah Desa Tambakbaya, Kabupaten Lebak, Ruhyana, mengatakan, mereka petani di sini setiap musim panen memproduksi beras dan tidak menjual gabah. Produksi beras mereka ditampung oleh Bulog dan bandar beras dari Jakarta.

"Kami tidak merugi jika menjual beras karena harganya relatif bagus," katanya. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Cahyo Prayogo

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: