WE Online, Jakarta - Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mendorong agar perbankan selektif di dalam memilih bekerjasama dengan pengembang properti (developer). Pasalnya, ada beberapa pengembang yang sering ingkar janji soal ketepatan waktu pembangunan apartemen atau pembangunan perumahan.
"Saya ada pengalaman dengan kredit pemilikan apartemen (KPA). KPA dua kali, dua-duanya jadi. Yang satu tepat waktu tetapi yang satu lagi terlambat dua tahun.Ini ujung-ujungnya memang pada kualitas developer," kata Bambang saat menghadiri Property & Mortgage Summit 2016 di Jakarta, Kamis, (18/2/2016).
Ia menilai mayoritas konsumen tidak mengetahui rekam jejak pengembang secara lengkap. Karenanya, perbankan yang berkerja sama dengan pengembang perlu memberikan informasi secara utuh perihal bagaimana performa pembangunan dari pengembang tersebut kepada masyarakat.
"Kadang kita enggak punya informasi yang lengkap soal developernya. Karena yang punya informasi itu pihak perbankannya. Maka bank juga harus memberikan informasi-informasi itu agar perbankan juga bisa terhindar dari kekecewaan konsumen, terlebih jika perbankan besar yang tersangkut oleh developer nakal," ujarnya.
Selain itu, selektifitas perbankan diperlukan pula agar bank-bank besar tak tersangkut masalah dengan kekecewaan konsumen. Sementara itu, untuk bank-bank kecil juga perlu waspada dan jangan menjalin kerja sama begitu saja tanpa ada kajian secara mendalam agar bisa menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
"Ini akan menimbulkan banyak kekecewaan. Sangat perlu bank-bank itu lebih selektif dalam memberikan pembiayaan pada developer, karena banyak developer yang nakal, terlebih kalau bank-bank yang masuk untuk financing ini bank-bank kecil yang kurang terkenal itu juga patut dicurigai. Jadi harus mengetahui reputasinya seperti apa, track record-nya bagaimana," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Cahyo Prayogo
Advertisement