WE Online, Medan - Hingga saat ini valuta asing (valas) hanya singgah di bank domestik. Eksportir tidak benar-benar menempatkan uangnya di dalam negeri. Berdasarkan data Bank Indonesia (BI) Sumut terakhir diketahui jumlah DHE mencapai USD31,12 miliar. Dari total tersebut sebesar 86% atau USD26,7 miliar berasal Pelabuhan Belawan sisanya dari semua pelabuhan lainnya di daerah ini.
Sekretaris Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sumut Laksamana Adyaksa sebelumnya mengatakan, pada dasarnya pengusaha mau untuk mengikuti aturan mengenai DHE ini selama jelas terutama pada sistem layanan perbankan.
"Selama layanan perbankan juga jelas dalam artian bisa mengakomodir apa yang menjadi kebutuhan pengusaha saat akan melakukan ekspor terutama dalam hal ketepatan waktu, tentu pengusaha akan sangat setuju," katanya di Medan, Jumat (29/4/2016).
Selama ini sebagian besar sudah mematuhi DHE dengan melaporkan semua kegiatan ekspor dan memakai jasa perbankan BDNN. Kedepan diharapkan akan bisa ditingkatkan sehingga tujuan dari aturan tersebut tercapai.
"Dari Apindo sudah berupaya mendukung program ini. Kalau ada perusahaan yang belum mengikuti, mungkin butuh waktu untuk pemindahan dari bank sebelumnya ke bank dalam negeri karena tidak mudah apalagi berhubungan dengan importir," jelasnya.
Ekonom dari Universitas Sumatera Utara (USU) Wahyu Ario menilai, masih banyaknya uang yang parkir di luar negeri juga mengindikasikan kurangnya kepercayaan terhadap rupiah dan perbankan.
"Jadi pelayanan perbankan harus ditingkatkan dan nilai tukar rupiah harus distabilkan," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Khairunnisak Lubis
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait:
Advertisement
