Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Nelayan Tidak Melaut, Harga Ikan Melonjak Drastis

Warta Ekonomi -

WE Online, Situbondo - Harga ikan di Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, melonjak hingga 50 persen akibat musim paceklik ikan dan nelayan enggan melaut.

"Musim paceklik di Situbondo sudah terjadi sejak dua pekan terakhir sehingga banyak nelayan yang enggan melaut karena ikan sulit didapat. Kalaupun nelayan memaksa melaut, tangkapan ikannya tidak seperti biasanya," ujar Ketua Koperasi Unit Desa (KUD) Mina Karya, Desa/Kecamatan Jangkar, Situbondo, Agus Halien, di Situbondo, Sabtu.

Menurut dia, kalau biasanya harga ikan jenis layang Rp8.000 hingga Rp10.000 per kilogram, saat ini naik menjadi Rp18.000 hingga Rp20.000. Untuk ikan tongkol kecil atau panit naik menjadi Rp16.000 hingga Rp18.000 dibanding sebelumnya Rp6.000 hingga Rp8.000 per kilogramnya.

"Sejak musim paceklik aktivitas di Tempat Pelelangan Ikan atau TPI Jangkar sepi, karena para nelayan banyak memilik tidak melaut. Lantaran kalau melaut mereka akan rugi untuk membeli bahan bakar minyak solar," katanya.

Bagi pengusaha pindang ikan, lanjut dia, di saat musim paceklik seperti saat sekarang ini beralih membeli ikan di tempat penimbunan ruang pendingin. Harganya lebih murah, yakni Rp15.000 per kilogram untuk ikan jenis layang, sedangkankan ikan tongkol kecil Rp13.000 per kilogram.

Menurut dia, ikan yang dipindang dari tempat pendinginan itu lebih murah saat dijual ke konsumen, yakni Rp25.000 hingga Rp26.000 per kilogram. Kalau ikan yang dipindang dari tangkapan nelayan langsung harga di pasar bisa sampai Rp30.000 per kilogramnya.

Ia menambahkan selain harga ikan pindang dari tempat pendinginan lebih murah saat dijual ke konsumen, peminatnya biasanya lebih sedikit. Hal itu karena masyarakat banyak yang lebih suka membeli ikan segar yang baru ditangkap nelayan.

"Memang beda ikan pindang dari pendinginan dengan ikan pindang hasil tangkapan langsung dari nelayan. Ikan tangkapan nelayan kelihatan segar dan rasanya juga pasti enak," katanya.

Ia mengemukakan musim paceklik kali ini diperkirakan hingga pertengahaan Mei 2016. Saat ini hanya ada beberapa nelayan yang memaksa tetap melaut meskipun hasilnya tidak seperti pada saat musim angin timur atau pada musim ikan mudah ditangkap.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: