Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pengamat Bicara Calon Gubenur Sumut, Pangkostrad Salah Satunya

Warta Ekonomi -

WE Online Medan Sejumlah tokoh yang diperkirakan bakal mencalonkan diri sebagai Gubernur Sumatera Utara mulai sering tampil di hadapan publik dengan meningkatkan aktivitas mereka di berbagai kegiatan sosial, kata pengamat politik dari Universitas Muhammadiyah Sumut Sohibul Ansor Siregar.

Sohibul Ansor Siregar di Medan, Sabtu, mengatakan bahwa keterlibatan dalam berbagai kegiatan sosial kemasyarakatan itu merupakan salah satu bentuk "promosi" atas eksistensinya sebagai tokoh masyarakat. Aktivitas tersebut, lanjut dia, juga menjadi "isyarat" bagi parpol untuk memperhatikan kapasitasnya dalam Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Sumut yang pelaksanaannya pada tahun 2018.

"Seakan-akan mereka berkata 'wahai para parpol, aku ada di sini'," katanya.

Meski belum mendeklarasikan sebagai cagub, menurut dia, kehadiran dan aktivitas berbagai tokoh tersebut sudah dapat dipahami sebagai langkah awal untuk mengikuti pemilihan kepala daerah di Sumut.

"Meski belum mendeklarasikan diri, orang sudah paham," kata Sohibul.

Menurut Sohibul, relatif cukup banyak tokoh yang mulai menunjukkan eksistensinya yang dapat menjadi isyarat untuk mengikuti pilkada, di antaranya Pangkostrad Letjen TNY Edy Rahmayadi yang juga mantan Pangdam I Bukit Barisan dan mantan Gubernur Sumut Syamsul Arifin.

Dari penilaian selama ini, aktivitas yang diikuti para tokoh tersebut relatif cukup bagus dan diperkirakan mampu menarik perhatian masyarakat. Ia mencontohkan keaktifan Edy Rahmayadi dalam membina dan mengembangkan persepakbolaan di Kota Medan yang selama ini "mati suri" akibat konflik PSSI dengan Kemenpora.

Langkah awal Edy Rahmayadi itu dinilai sangat tepat. "Di Sumut ini, siapa yang tidak suka dengan bola," katanya.

Ketika masyarakat Sumut, terutama warga Kota Medan mulai putus asa dengan kondisi persepakbolaan, mantan Pangdam I Bukit Barisan mampu mengambil peran.

"Dia pintar memilih isu, dia datang seperti 'oase' di padang tandus. Ketika orang sudah bingung dengan sepak bola, lalu dia datang," kata Sohibul.

Demikian pula, Syamsul Arifin yang sangat mahir mendekati masyarakat dan mampu menjalin komunikasi dengan seluruh elemen masyarakat. Sebagai mantan pimpinan parpol, mantan Bupati Langkat tersebut juga memiliki keahlian untuk mengubah penilaian masyarakat atas kekurangan yang dimiliknya.

"Hebatnya Syamsul Arifin bisa mengolah sesuatu yang jelek menjadi positif," katanya.

Meski relatif cukup banyak tokoh yang muncul, keberadaan H.T. Ery Nuradi sebagai petahana juga harus diperhitungkan seluruh cagub.

Dalam tradisi politik selama ini, keberadaan calon petahana tidak bisa diingkari begitu kuat karena memiliki akses yang besar pada anggaran dan kebijakan daerah. Fenomena itu dapat terlihat dalam pilkada sebelumnya dengan adanya penilaian bahwa Gatot Pujo Nugroho sebagai calon yang lemah. Namun, sebagai gubernur yang menggantikan Syamsul Arifin, Gatot Pujo Nugroho memiliki akses pada penggunaan anggaran dan kebijakan daerah.

"Gatot Pujo Nugroho dianggap lemah, tetapi justru menang," ujar Sohibul.(ANT)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Febri Kurnia

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: