Ini Alasan Carl Icahn Jual Semua Saham Apple

Warta Ekonomi -

WE Online, Jakarta - Miliader aktivis investor Amerika, Carl Icahn, yang merupakan salah satu investor terbesar Apple, menjual seluruh sahamnya di Apple. Hal ini dilakukan karena resiko pengaruh Cina terhadap perusahaan teknologi tersebut.

"Kami tidak lagi memiliki posisi di Apple," katanya kepada CNBC seperti dikutip dari laman BBC di Jakarta, Minggu (1/5/2016).

Laporan mengatakan bahwa Mr Icahn berhasil mendapat untung US$ 2 miliar dari menjual seluruh sahamnya di Apple. Pada tahun lalu, ia memiliki 53 juta saham Apple senilai US$ 6.5 miliar.

Dia beralasan, aksi ini dilakukan karena kekhawatiran mengenai kemampuan Apple dalam mengimbangi pasar China yang tengah mengalami guncangan. Perlambatan ekonomi China dan kekhawatiran atas campur tangan pemerintah yang bisa menjadi penghalang juga menjadi keputusannya untuk keluar sepenuhnya dari perusahaan tersebut.

"Pemerintah Cina bisa membuat keadaan menjadi sangat sulit bagi Apple. Awal bulan ini pemerintah China memblokir akses toko buku digital iBooks dan layanan film iTunes Movies menyusul keluarnya peraturan Beijing pada Maret lalu yang melakukan pembatasan ketat pada penerbitan online, terutama untuk perusahaan-perusahaan asing," katanya.

Awal pekan ini, Apple untuk pertama kalinya dalam lebih dari satu dekade, melaporkan penurunan 13 persen dalam pendapatan kuartal kedua akibat penjualan iPhone yang menurun. Mr Icahn mulai membeli saham Apple pada kuartal ketiga tahun 2013 ketika diperdagangkan sekitar US$ 68 per saham. Saham ditutup 3 persen pada level US$ 94,83 pada hari Kamis dan telah jatuh 27 persen dalam 12 bulan terakhir.

Icahn mengatakan ia berbicara dengan CEO Apple Tim Cook dan mengatakan kepadanya tentang penjualan saham.

"Aku menelepon pagi ini dan mengatakan kepadanya soal itu dan ia agak menyesal. Tapi aku mengatakan bahwa Apple adalah perusahaan besar," ujar Icahn.

Icahn adalah pemegang saham mayoritas di Icahn Enterprises, perusahaan yang menjadi induk berbagai macam bisnis mulai dari pertambangan, otomotif, real estate hingga kemasan makanan.