Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Harga BBM dan Panen Redakan Tekanan Inflasi

Warta Ekonomi -

WE Online, Jakarta - Penurunan harga bahan bakar minyak dan panen raya telah mendorong deflasi pada April 2016 sebesar 0,45 persen atau secara tahunan inflasi sebesar 3,6 persen, yang berarti membuat laju indeks harga konsumen semakin terjaga sesuai radar pemerintah dan Bank Indonesia di rentang 3-5 persen.

Deputi Direktur Departemen Komunikasi Bank Indonesia Andiwiana di Jakarta, Senin (2/5/2016), mengatakan ancaman inflasi dari harga barang diatur pemerintah (administered prices) telah semakin reda pascapenurunan harga BBM, tarif angkutan umum dan tarif tenaga listrik pada April 2016 ini.

Kelompok harga barang diatur pemerintah itu telah mencatat inflasi minus atau deflasi sebesar 1,7 persen (bulanan) dan 0,84 persen (tahunan).

Sedangkan kelompok harga barang bergejolak (volatile food), terutama pangan, tertolong oleh panen raya di beberapa sentra produksi, yang membuat terjaganya pasokan. Bank Sentral mencatat sepanjang April 2016 terjadi penurunan harga ikan segar, daging ayam ras, dan cabai rawit.

"'volatile foods' mencatat deflasi sebesar 1,04 persen (bulanan), atau secara tahunan mengalami inflasi sebesar 9,44 persen," tutur Andiwiana.

BI menilai laju inflasi inti (core inflation) sebesar 0,15 persen (bulanan) atau 3,41 persen (tahunan) masih nisbi rendah. Namun, Bank Sentral juga melihat "masih terbatasnya permintaan domestik", yang memicu ekspetasi inflasi yang rendah.

"Koordinasi kebijakan Pemerintah dan Bank Indonesia dalam mengendalikan inflasi akan terus diperkuat. Dalam jangka pendek, penguatan koordinasi akan difokuskan pada upaya untuk mengendalikan tekanan inflasi menjelang bulan puasa dan lebaran," ujar Andiwiana.

Secara terpisah, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan laju inflasi nasional hingga April 2016 masih di bawah batas yang dijaga pemerintah. Dalam APBN 2016, pemerintah mencatumkan asumsi inflasi tahunan sebesar 4,7 persen.

Namun, tekanan terhadap laju inflasi akan terus diwaspadai, terutama yang bersumber dari harga komoditas pangan.

"Memang harga bawang naik, tapi untuk bulan ke bulan, kita justru deflasi setelah bulan sebelumnya agak tinggi. Sehingga kita mulai masuk 'track' yang diharapkan, tiga atau empat persen 'year on year'," katanya. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Advertisement

Bagikan Artikel: