Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

OJK Gandeng OECD/INFE Lakukan Pemberdayaan UMKM

Warta Ekonomi -

WE Online, Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bersama Organization for Economic Cooperation and  Development (OECD) akan mengadakan OJK-OECD/International Network on Financial  Education (INFE) High-Level Regional Seminar on Empowering MSMEs Through Financial  Literacy and Inclusion pada tanggal 1 – 2 Juni 2016 di Jakarta.

Hal ini sejalan dengan deklarasi pemimpin negara-negara G20 di Mexico pada Juni 2012 dan diperkuat dengan  deklarasi selanjutnya di Rusia pada bulan September 2013 yang menggarisbawahi pentingnya peranan sektor UMKM dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi, penciptaan lapangan kerja, dan pengentasan kemiskinan.

Deputi Komisioner Edukasi dan Perlindungan Konsumen OJK Anggar B Nuraini mengatakan kontribusi sektor UMKM di Indonesia terbukti sangat signifikan bagi perekonomian nasional dengan menyumbang 60% Produk Domestik Bruto dan menyerap 97% tenaga kerja nasional.

"Pentingnya peranan sektor UMKM dalam mendukung pertumbuhan  perekonomian tersebut mengharuskan dilakukannya penguatan kapasitas UMKM.  Salah satu bentuk penguatan tersebut adalah dengan meningkatkan kemampuan  UMKM dalam mengelola keuangan serta memperluas akses keuangan bagi UMKM," ujar dia di Jakarta, Selasa (3/5/2016).

Menurutnya, program pemberdayaan UMKM ini sejalan dengan program pemerintah untuk terus  memperkuat program ekonomi kerakyatan. Salah satu wujud nyata program ekonomi  kerakyatan yang dilakukan oleh pemerintah adalah dengan meluncurkan Program Ekonomi Sinergi Aksi untuk Ekonomi Rakyat di Desa Larangan Brebes, Jateng yang dihadiri oleh Presiden Joko Widodo pada tanggal 11 April 2016.

"OJK melakukan berbagai program untuk meningkatkan kapasitas dan pemberdayaan  UMKM melalui program literasi dan inklusi keuangan untuk UMKM. Program yang telah  dilakukan OJK antara lain edukasi keuangan untuk UMKM di berbagai kota di Indonesia dan pembuatan materi kewirausahaan," ucap Anggar.

Di samping itu, untuk meningkatkan  akses keuangan, OJK juga menginisiasi produk yang dapat dijangkau UMKM, antara  lain berupa pembuatan aplikasi “Yuk Sikapi” untuk rintisan usaha baru (start-up  business), perluasan jaringan layanan perbankan melalui LAKU PANDAI, pengembangan produk keuangan “LAKU MIKRO”, pengembangan “ASURANSI MIKRO”,  investasi melalui “Reksa Dana 100 Ribu” dan program JARING (Jangkau, Sinergi, dan Guideline) untuk pembiayaan di sektor kemaritiman. 

OECD/INFE merupakan forum yang diikuti oleh 245 lembaga pemerintah dari 114  negara yang memiliki kepedulian di bidang edukasi dan inklusi keuangan yang dibentuk  tahun 2008.

"Salah satu wujud inisiatif dari OECD/INFE tersebut adalah mendukung  peningkatan literasi dan inklusi keuangan untuk UMKM, di mana OJK turut menjadi  anggota dari kelompok Financial Education for MSMEs dan Core Competencies on Financial Literacy untuk mengembangkan program-program yang inovatif guna  menjawab tantangan dan hambatan yang dialami oleh sektor UMKM," sebut Anggar.

Dia menjelaskan, pelaksanaan simposium internasional yang akan dilaksanakan oleh OJK dan OECD/INFE ini dimaksudkan untuk diikuti oleh regulator keuangan, pengawas jasa keuangan, pelaku industri keuangan, pelaku UMKM, akademisi, pemerhati, dan pendukung UMKM di kawasan Asia Tenggara.

"Dengan terselenggaranya simposium ini, diharapkan diperoleh berbagai masukan, strategi, best practices dari berbagai ahli dari berbagai negara yang dapat diimplementasikan untuk mendukung peningkatan kapasitas dan pemberdayaan UMKM di Indonesia," tutupnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: