Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Mengantisipasi Bencana Ledakan Usia Lanjut

Warta Ekonomi -

WE Online, Jakarta - Masyarakat usia lanjut tidak produktif telah menjadi masalah di sejumlah negara. Di Jepang, seperempat dari jumlah penduduknya adalah lansia. Penuaan demografi juga dialami di China dimana populasinya lebih dari 100 juta. Sementara di Korea usia produktif mulai mengalami penurunan lebih dari 15%.

Berkaitan dengan hal itu Bank Dunia membuat laporan dengan judul Live Long and Prosper di Asia Timur dan Pasifik. Dalam laporan tersebut dijelaskan, masalah penuaan telah menimbulkan prediksi-prediksi yang suram mengenai implikasi terhadap masa depan perekonomian di Asia Timur dan Pasifik.

Untuk Indonesia, jumlah penduduk lansia belum masuk dalam kategori mengkhawatirkan. Untuk itu masih banyak waktu untuk mempersiapkan agar tidak terjadi masalah seperti yang dialami oleh tiga negara tersebut.

Cara terbaik untuk mengatasi masalah tersebut adalah tidak hanya dilakukan bagaimana mensejahterakan golongan masyarakat tua. Tapi membekali golongan muda agar dapat mensejahterakan dirinya sendiri.

"Caranya bagaimana agar mereka kaya sebelum mereka tua," ujar Philips O'Keefe peneliti World Bank.

Untuk itu, para pembuat kebijakan di negara-negara ATP diharapkan menyiapkan respon yang dapat meningkatkan peluang untuk mencapai penuaan yang sehat dan produktif serta membangun masyarakat dengan kesepakatan antar generasi yang adil dan mengakui potensi penduduk dari segala usia. Dalam proses ini, negara-negara ATP dapat memetik pelajaran dari pengalaman yang baik dan buruk dari negara-negara yang lebih kaya, lebih tua, maupun dari satu sama lain.

Sementara itu, Direktur Jenderal Jaminan dan Perlindungan Sosial Kementerian Sosial, Harry Hikmat, penduduk usia lanjut Indonesia pada 2014 mencapai 18,8 juta. Jumlah tersebut diperkirakan akan meningkat menjadi 48,2 juta pada 2030 nanti, bahkan bisa lebih dari 80 juta pada 2050.

Untuk mempersiapkan hal itu, berbagai kajian menjadi sangat penting bagi pemerintah Indonesia dengan mempelajari berbagai situasi dan kondisi. Persoalan tersebut juga ditangani secara multi sektor, karena persoalan tersebut mulai dari masalah kesehatan, sosial, budaya, dan ekonomi.

"Penduduk lanjut usia harus dijaga kesejahterannya. Isu ini dimasukkan dalam RPJMN, sehingga dalam mengatasi kemiskinan menjadi krusial," kata Harry.

Isu sosial menjadi bagian dari bonus demografi atau malah menjadi dampak negatif bagi pembangunan. Jika tidak dilakukan persiapan sejak awal maka akan menimbulkan masalah dan memperparah kondisi Indonesia saat ini.

Golongan lansia ini akan menjadi masalah jika tidak memiliki pendapatan dan bergantung dengan orang lain. Rata-rata lansia di Indonesia tinggal bersama anaknya sehingga menambah beban pengeluaran dari anak.

Pemerintah telah memiliki program perlindungan sosial. Salah satunya bantuan langsung tunai bersyarat bagi lanjut usia yang tergabung maupun yang tidak tergabung dalam keluarga penerima Program Keluarga Harapan (PKH). Program ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup maupun melakukan perubahan perilaku terhadap pendidikan dan mendukung tercapainya kesejahteraan nasional.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Agus Aryanto
Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: