Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Satu Juta Petani Agro Ikut Pembiayaan Rantai

Warta Ekonomi -

WE Online, Jakarta - Kamar Dagang dan Industri Indonesia memperkirakan satu juta petani dari berbagai komoditas sektor agro di seluruh Indonesia akan menjadi sasaran penerima manfaat dari inovasi pembiayaan rantai nilai hingga empat tahun mendatang.

Ketua Umum Kadin Indonesia Rosan P Roeslani dalam keterangannya di Jakarta, Senin (23/5/2016), menyebutkan program kemitraan tersebut memiliki banyak manfaat dan dirancang untuk meningkatkan produktivitas dan pendapatan para petani.

Menurut dia, petani swadaya memainkan peran penting dalam perekonomian Indonesia, tetapi masih menemui banyak kendala dalam mempertahankan serta meningkatkan produktivitas dan kualitas hasil pertanian mereka.

Untuk itu, lahir inovasi rantai nilai bagi sektor agro yang merupakan pemberian Kredit Usaha Rakyat (KUR) plus, atau skema kredit untuk petani dengan manfaat tambahan seperti pemberian biaya hidup selama masa tunggu panen.

Program kemitraan terpadu yang diusung oleh Pemerintah Indonesia serta Kadin yang difasilitasi pelaksanaannya oleh PISAgro (Partnership for Indonesia's Sustainable Agriculture) ini telah menjangkau lebih dari 445.000 petani pada 2016, dengan luas area mencapai 350.000 hektar.

"Program ini memberi dukungan pada infrastruktur perkebunan, penyediaan bibit dan pupuk berkualitas, pendampingan dan disiplin implementasi peaktek budidaya yang baik juga akses terhadap perbankan dan edukasi literasi keuangan, pemberdayaan petani melalui koperasi serta bantuan pengurusan sertifikasi manajemen lingkungan," kata Rosan.

Ia menambahkan, pola pendampingan yang selama ini sudah diterapkan yaitu terdapat sistem koordinasi antara inti dan plasma antara perusahaan dan petani sudah cukup baik dilaksanakan.

"Seperti orang tua asuh, perusahaan dan para petani bisa saling bekerjasama. Hal tersebut berdampak positif sehingga ada kemudahan jaminan untuk perbankannya hingga asuransinya, sehingga ada 'double protection' karena binaan dari perusahaan. Hal seperti ini bisa diaplikasikan untuk sektor-sektor komoditas dengan industri lainnya," kata Rosan.

Hingga saat ini, uji coba implementasi inklusi keuangan ini telah berhasil dilakukan bagi komoditas jagung, kelapa sawit dan kopi, yang kemudian diikuti oleh kakao dan komoditas lain seperti padi, kedelai, kentang hortikultura dan karet.

Berbagai proyek uji coba ini telah terbukti berhasil meningkatkan produktivitas dan pendapatan petani rata-rata hingga 25 persen tergantung dari komoditas dan petani yang mengikuti program inovasi pembiayaan ini.

Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Agribisnis, Pangan dan Kehutanan Franky Widjadja menambahkan banyak petani yang membutuhkan akses pada inovasi pembiayaan berbentuk kredit dengan suku bunga terjangkau untuk meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan mereka.

"Komunitas keuangan memiliki peran yang sangat penting dan kita mengharapkan kolaborasi yang lebih besar dari perbankan, asuransi dan institusi lainnya untuk membantu petani mengatasi kebutuhan pembiayaan mereka. Bila petani sejahtera, Indonesia juga sejahtera," kata Franky yang juga merupakan Co-Chair PISAgro.

Selama ini, PISAgro dan Kadin bekerjasama dengan Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) untuk membantu memformulasikan rencana aksi terobosan dan sinergi antar lembaga serta pemangku kepentingan untuk membantu para petani memperoleh lebih banyak manfaat dari skema inovasi rantai nilai.

Ketua Umum ISEI Muliaman D Hadad menambahkan skema inovasi rantai nilai ini sangat baik bagi petani, karena mencakup mulai dari produksi hingga konsumen dan menjawab permasalahan yang dihadapi seperti akses pembiayaan, kualitas bibit, pupuk serta pembeli akhir dengan harga wajar.

"Selain mendapat kredit dengan bunga terjangkau, petani juga mendapat jaminan bibit, pupuk serta bimbingan dan pendampingan saat bertani, biaya hidup selama masa tunggu panen serta jaminan hasil produksinya akan dibeli oleh perusahaan. Diharapkan skema ini menjawab kebutuhan petani tanaman tahunan dan musiman," katanya. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Sucipto

Advertisement

Bagikan Artikel: