Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Jelang Ramadhan, Pemprov Bengkulu Disarankan Gelar Operasi Pasar

Warta Ekonomi -

WE Online, Bengkulu - Bank Indonesia menyarankan Pemerintah Provinsi Bengkulu mulai menggelar operasi pasar 14 hari sebelum atau H-14 menjelang Idulfitri 1437 Hijriah.

Kepala Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Bengkulu Bambang Himawan, di Bengkulu, Sabtu (28/5/2016), mengatakan dua minggu menjelang lebaran merupakan waktu yang riskan timbul pemicu inflasi.

"Kami mendorong instansi terkait terus memonitoring harga dan sidak pasar untuk komoditas strategis," kata dia lagi.

Masyarakat, kata dia, jamak menyalurkan zakat pada dua minggu terakhir Ramadan. Sementara tunjangan hari raya bagi pegawai swasta, serta pembayaran gaji ke-13 dan 14 bagi PNS juga kemungkinan diserahkan menjelang lebaran.

"Akhirnya masyarakat memiliki penghasilan berlebih, dan ini akan memicu konsumsi semakin tinggi," katanya pula.

Menurutnya, jika pemerintah tidak terus memonitor ketersediaan komoditas strategis di pasar daerah itu, akan berakibat pada keterlambatan penanganan inflasi. "Konsumsi semakin tinggi sementara stok terbatas, kondisi seperti ini membuat tekanan inflasi semakin tinggi, karena itu perlu operasi pasar," kata dia lagi.

BI Bengkulu juga mengajak pelaku usaha untuk mengelola stok barang dengan baik, sehingga dapat meminimalkan lonjakan permintaan masyarakat.

"Pemerintah daerah bersama organisasi gabungan angkutan darat hendaknya segera menetapkan tarif transportasi untuk meredam kenaikan tarif secara liar oleh perusahaan jasa transportasi," ujarnya.

Inflasi di Bengkulu pada triwulan II 2016 diperkirakan mengalami perlambatan walaupun pada triwulan itu memasuki puasa dan libur sekolah. Angka inflasi diperkirakan pada rentang 4,6 hingga 5,1 persen (yoy), lebih rendah dibandingkan triwulan I 2016 dengan angka inflasi sebesar 5,93 persen (yoy).

Perlambatan inflasi diperkirakan karena inflasi bulanan, yakni awal triwulan II 2016, pada April terjadi deflasi yang cukup dalam sebesar minus 0,84 persen (mtm). Hal itu diperkirakan meredam inflasi secara umum yang terjadi selama triwulan II 2016. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Cahyo Prayogo

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: