WE Online, Tangerang - Bank Sentral Amerika Serikat (AS), The Federal Reserve memastikan akan menaikkan suku bunga acuan atau Fed Fund Rate (FFR) dalam waktu dekat. Hal tersebut baru saja dinyatakan Gubernur The Fed, Janet Yellen merespon pemulihan ekonomi AS saat ini. Saat ini Fed Fund Rate berada pada level 0,25 persen sampai dengan 0,5 persen.
Menanggapi hal itu, ekonom Bank Permata, Josua Pardede mengatakan, jika The Fed benar-benar merealisasikan rencana kenaikkan suku bunganya maka ini menjadi hal yang terlalu dini. Apalagi, sejumlah data ekonomi di AS belum menunjukkan perbaikan berarti.
"Secara keseluruhan, keputusan bank sentral AS untuk menaikkan bunga dalam waktu dekat agak prematur. Personal Consumption Expenditure masih di bawah target dua persen," kata dia di Hotel Aryaduta, Karawaci, Tangerang, Sabtu (28/5/2016).
Dia menyebutkan, kendati data ketenagakerjaan mulai mengarah ke arah yang positif, namun inflasi Negeri Paman Sam tersebut masih belum sesuai harapan.
"Karena inflasi belum sesuai harapan, terlalu terburu-buru bank sentral AS untuk menaikkan bunga pada Juni-Juli. Tapi notulensi rapat FOMC menujukkan perubahan signifikan dari dua bulan terakhir dibanding Maret lalu. Ini ada ketidakkosistenan dari kebijakan suku bunga AS," jelas dia.
Di sisi lain, kondisi mata uang AS juga tak sebaik dengan tahun lalu. Jika pada 2015 dolar AS mengalami apresiasi mencapai 10 persen dibanding hampir seluruh mata uang dunia, tapi tahun ini ada kecenderungan dolar yang agak melemah.
"Kondisi dolar AS tahun ini agak cukup berbeda, di tahun 2015 dolar AS menguat hampir 10% tapi kita lihat sekarang cenderug lebih lemah terutama didukung inflasi yang belum kuat. Sedangkan tahun lalu Rupiah juga melemah 10% tapi tahun ini menguat 5%," tutup Josua.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil
Tag Terkait:
Advertisement
