Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pengamat: BI Mulai Prioritaskan Pertumbuhan Ekonomi

Warta Ekonomi -

WE Online, Tangerang - Analis Mandiri Sekuritas,Leo Putra Rinaldy, menilai Bank Indonesia (BI) mulai menunjukkan perubahan arah kebijakan moneter dari orientasi terhadap pengendalian inflasi dan stabilitas nilai tukar rupiah, menjadi kebijakan yang sangat mengoptimalkan ruang moneter untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.

"Revisi target pertumbuhan ekonomi mengindikasikan BI agak konsen padap growth economy. Yang menarik BI mulai 'concern' (peduli) ke pertumbuhan ekonomi jika dilihat dari pernyataan di Rapat Dewan Gubernur, Mei kemarin," kata Leo dalam pelatihan wartawan ekonomi di Hotel Aryaduta, Tangerang, Sabtu (28/5/2016).

Adapun pernyataan BI yang dimaksud, menurut dia adalah 'Ruang bagi pelonggaran kebijakan moneter dapat digunakan lebih awal apabila stabilitas makroekonomi tetap terjaga.'

"Kalimat itu mmbuat kita aware posisi BI agak shifting nih ke growth economy asalkan rupiah dan inflasi aman," paparnya.

Kendati demikian, Leo mengatakan perubahan orientasi kebijakan moneter BI juga sejalan dengan orientasi Bank Sentral untuk menjaga laju inflasi dan nilai tukar rupiah yang dinilai telah berjalan efektif.

Laju inflasi tahunan hingga April 2016 cukup terjaga,  sebesar 3,6 persen (year on year/yoy), sementara nilai tukar rupiah kembali menguat, setelah pada beberapa pekan terakhir terperosok ke Rp13.600. "Jika rupiah dan inflasi terjaga, BI bisa lebih peduli ke pertumbuhan ekonomi," sebut dia.

Di tempat yang sama, Direktur Departemen Pengelolaan Moneter BI, Pribadi, mengatakan arah kebijakan moneter BI tetap mengacu pada pencapaian pengendalian inflasi dan stabilitas nilai tukar rupiah.

Pribadi mengatakan memang Bank Sentral mulai mengakomodir kebijakan moneter yang mendorong pertumbuhan ekonomi. Namun, sesuai tugas pokok dan peran utama BI sebagai Bank Sentral, setiap kebijakan moneter yang dikeluarkan selalu mengacu pada upaya pencapaian target inflasi di 4 persen plus minus 1 persen.

"Kita memang 'concern' ke pertumbuhan yang berkelanjutn tapi tetap kita selalu melihat laju inflasi," tuturnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Vicky Fadil

Advertisement

Bagikan Artikel: