Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

PDI-P Masih Buka Kesempatan bagi Ahok

Oleh: ,

Warta Ekonomi -

WE Online Jakarta- Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) masih memberikan peluang kepada Basuki Tjahaja Purnama untuk bisa mencalonkan diri lewat partai berlambang banteng tersebut. Masih ada satu pintu yang disediakan PDI-P khusus untuk Basuki supaya bisa maju di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2017 mendatang.

Wakil Ketua Badan Pemenangan Pemilu DKI DPD PDI-P DKI Jakarta, Gembong Warsono mengatakan, pintu pendaftaran PDI-P DKI untuk Basuki masih terbuka. Dengan demikian, apabila Basuki bersedia, maka peluang itu akan diberikan kepadanya.

“Masih ada peluang (usung Basuki) karena Pak Basuki masih punya satu pintu pendaftaran di PDI-P. Kalau Pak Basuki datang (daftar), peluang didukung masih ada,” ujar Gembong kepada SP, Jumat (27/5).

Namun, peluang Basuki tersebut, kata Gembong, setiap hari akan semakin menipis mengingat waktu yang terus berjalan. Terlebih, PDI-P dengan Partai Gerindra juga berencana akan kembali berkoalisi. Setidaknya ada dua hal yang melandasi kembali koalisinya dua partai besar ini untuk mengalahkan Basuki yang sejauh ini masih mantap dengan pilihannya di jalur independen.

Gembong mengatakan, pihaknya baru melakukan komunikasi politik tahap pertama dengan Partai Gerindra. Dari komunikasi politik itu ada kesepahaman yang disepakati, pertama adalah kesepakat untuk memperkuat partai politik (parpol) sebagai alat rekruitmen kader dan sebagainya. Kedua, kesepahaman melihat persoalan Jakarta yang harus diatasi oleh calon pemimpin yang akan diusung bersama-sama.

“Jadi itu yang melandasi sikap PDI-P dan Gerindra (kembali berkoalisi). Koalisi ini kan dalam rangka untuk memenangi, kalau ada titik temu antara PDI-P dan Gerindra targetnya ya, harus menang,” ujarnya.

Meskipun memiliki target seperti itu, katanya, sebagai partai yang memiliki kursi terbanyak di legislatif DKI, tanpa harus koalisi pun sedianya PDI-P bisa mengusungnya sendiri. Hanya saja, koalisi dengan Gerindra ini juga dilakukan untuk memperkuat apa yang disepakati tersebut. Apalagi sejauh ini berdasarkan beberapa hasil survei, elektabilitas Basuki masih tinggi.

“Berkaitan dengan elektabilitas incumbentyang tinggi, itu bukan hal luar biasa. Karena sampai sekarang belum ada calon yang bersandingan dengannya. Baru beliau sendiri. Kalaupun ada deklarasi, bersifat pribadi. Sehingga itu bisa dongkrak elektabilitasnya,” kata Gembong.

Ia mengatakan, partai-partai saat ini belum ada deklarasi terhadap calon-calon yang diusungnya. Hal itulah yang membuat elektabilitas Basuki masih tinggi. Namun ia sangat yakin, apabila sudah ada partai yang deklarasi calon yang diusungnya, maka secara perlahan elektabilitas Basuki pun akan menurun dengan sendirinya. Pasalnya, mesin partai mulai bergerak hingga tingkat basis paling bawah sehingga akan mengurangi popularitas incumbent.

“Soal sosok, sampai kemarin dengan Gerindra kami belum bicara siapa (yang akan diusung). Tetapi, stok kader di PDI-P banyak, ditambah lagi dengan amunisi yang kemarin ikut psikotes di DPP ada 27 orang. Ini sebagai mesin tambahan untuk perkuat siapa yang diusung,” katanya.

Apabila sudah didapat calon yang pasti akan diusung, kata Gembong, rekomendasi yang dikeluarkan PDI-P pasti akan ditandatangani oleh Ketua Umum PDI-P, Megawati Soekarnoputri dan Sekretaris Jenderal (Sekjen) Hasto Kristiyanto.

Rekomendasi itu pun berdasarkan pembahasan melalui rapat-rapat pleno partai termasuk masukan-masukan yang diterima untuk calon yang akan diusung.

Nama calon yang sempat muncul dan banyak dibicarakan sebelumnya, yakni Sjafrie Sjamsoeddin dan Djarot Saiful Hidayat. Namun, disebutkan Gembong hal itu muncul spontan saja. Dalam pembahasan resmi, pihaknya belum membahas dan belum menyinggung soal ketokohan untuk pengusungan.

“Yang penting kita sepakat dulu,” pungkasnya.

Menanggapi masih adanya satu pintu untuk dirinya, hal itu tidak menjadi masalah. Pasalnya, ia memang memiliki hubungan yang baik dengan PDI-P, termasuk dengan Ketua Umum PDI-P, Megawati Soekarnoputri.

“Itu memang tidak masalah. Cuma ini kan Teman Ahok tidak percaya (saya) didukung partai, takutnya di tengah jalan mereka (partai) berubah pikiran. Itu saja, masalah ketemu gak ketemu. Saya sih percaya, tapi Teman Ahok ragu,” ujarnya.

Oleh karena itu, dengan melihat posisi sekumpulan anak muda di Teman Ahok yang sudah berjuang membantunya mengumpulkan KTP untuk melaju di jalur independen, ia pun memutuskan untuk tetap berada di jalur tersebut dengan segala risikonya.

“Kalau partai, bisa saja dukung kalau bagus. Jadi, ya tetap independen, kecuali KPUD berubah waktu daftarnya. Karena kalau sudah daftar independen, tidak ada cerita lagi (diusung partai). Kalau tidak bisa (partai dan independen), tidak bisa maju. Kan daftarnya bareng. Itu masalahnya,” katanya.

Basuki pun memastikan dirinya akan tetap bersama Teman Ahok yang sudah membantunya sejauh ini. Namun ia tidak berkomentar banyak seandainya Teman Ahok merelakannya maju melalui parpol. Ia hanya memastikan bahwa dirinya tetap akan menempuh jalur independen dan berada bersama Teman Ahok. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Boyke P. Siregar

Advertisement

Bagikan Artikel: