Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

BI Perkirakan Manado Inflasi

Warta Ekonomi -

WE Online, Manado - Bank Indonesia memperkirakan pada bulan Mei 2016 Kota Manado Provinsi Sulawesi Utara akan mengalami inflasi sebesar 0,09 persen.

"Kami perkirakan inflasi Kota Manado pada bulan Mei 2016 kecil yakni sekitar 0,09, dan pemicunya komoditas cabai rawit, tomat dan gula pasir," kata Kepala BI Perwakilan Sulut Peter Jacobs, di Manado, Senin (30/5/2016).

Dia mengatakan pada bulan Mei, komoditas yang mengalami kenaikan harga yakni cabai rawit, tomat, dan gula pasir, sedangkan yang mengalami penurunan harga adalah beras dan bawang merah.

Tekanan inflasi Sulawesi Utara memasuki kuartal II/2016 diperkirakan meningkat kendati dalam besaran yang relatif terbatas terutama secara bulanan, setelah mengalami penurunan pada triwulan I/2016.

Ia mengatakan setelah mencatatkan deflasi cukup dalam periode April 2016, inflasi Sulut pada Mei dan Juni diperkirakan meningkat dengan proyeksi inflasi bulanan masing-masing pada kisaran 0,09 persen month to month dan 0,57 persen (mtm).

Secara tahunan, katanya pula, inflasi Sulut pada kuartal II/2015 diperkirakan berada di level 3,12 (1 persen year on year) atau cenderung lebih rendah dibandingkan level inflasi tahunan di kuartal I/2016 yang lebih disebabkan oleh faktor based effect.

"Risiko tekanan inflasi pada kuartal II/2016 diperkirakan muncul dari kelompok volatile food dan kelompok inti dipengaruhi masuk periode Ramadan, masuk masa panen dan dimulai realisasi proyek pemerintah," ujarnya pula.

Sementara itu, katanya, tekanan inflasi pada kelompok administered prices diperkirakan masih relatif stabil kendati pergerakan harga minyak dunia terpantau mulai mengalami kenaikan.

Peter mengatakan harga komoditas strategis seperti cabai rawit dan tomat terpantau mulai merangkak naik sejak awal Mei 2016.

Namun, panen raya komoditas beras pada periode akhir Maret hingga April dapat menjadi faktor penahan terjadi inflasi yang lebih tinggi.

Harga beras terpantau mulai mengalami penurunan sejak April dan diperkirakan berlanjut hingga Mei 2016.

Dalam paparan Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KEKR) Kantor Perwakilan BI Sulawesi Utara disebutkan, risiko tekanan inflasi pada kelompok administered prices diperkirakan masih relatif rendah sampai dengan kuartal II/2016.

"Potensi tekanan inflasi dari kelompok ini muncul dari komoditas angkutan udara yang sangat mungkin mengalami kenaikan, mengingat indeks harganya yang sudah cukup rendah pada kuartal I/2016," katanya lagi.

Sementara itu, kata dia pula, risiko tekanan inflasi pada kelompok inti diperkirakan relatif meningkat memasuki triwulan II 2016. Kondisi ini dipengaruhi oleh mulai membaik perekonomian secara umum sehingga memberikan dampak pada tingkat permintaan.

Selain itu, dimulai realisasi beberapa proyek pemerintah diperkirakan memberi tekanan permintaan pada komoditas bahan bangunan yang harganya telah terkoreksi cukup dalam kuartal pertama tahun ini.

Peningkatan harga emas juga dapat menjadi risiko tersendiri terhadap perkembangan inflasi kelompok inti di kuartal mendatang. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Advertisement

Bagikan Artikel: