Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kereta Pelabuhan Dinilai Lebih Mahal Daripada Truk

Warta Ekonomi, Jakarta -

General Manager Cikarang Dry Port Imam Wahyudi menilai tarif kereta api logistik Pelabuhan Tanjung Priok masih lebih mahal daripada sistem pengangkutan peti kemas melalui truk.

Kereta logistik pengangkut peti kemas untuk tujuan ekspor dan impor dari Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, resmi dioperasikan Jumat (24/6/2016) untuk rute Pelabuhan Tanjung Priok-Cikarang Dry Port, Jababeka, Bekasi.

"Secara biaya, hitungannya lebih mahal kereta karena kereta harus berhenti di stasiun dan perlu diangkut ke lokasi. Berbeda dengan truk yang pengangkutannya langsung," katanya di Jakarta.

Kendati demikian, dilihat dari efisiensi waktu, pengangkutan dengan kereta dari Pelabuhan Tanjung Priok juga punya kelebihan lantaran hanya memakan waktu 70-75 menit dalam sekali perjalanan.

Dengan kapasitas angkut 30 gerbong datar atau setara 60 TEUs sekali perjalanan setiap harinya, kereta logistik itu diklaim dapat lebih efisien karena dapat mengangkat lebih banyak muatan dengan waktu yang lebih singkat.

"'Station to station' itu sekitar 1 jam, 15 menit. Memang cukup singkat, tetapi itu belum sampai ke lokasi CDP, baru sampai stasiunnya sehingga perlu pengangkutan lagi," jelasnya.

Pihaknya masih mengkaji efisiensi yang bisa didapatkan dari pengakutan logistik dengan kereta tersebut.

CDP yang merupakan perpanjangan Pelabuhan Tanjung Priok itu melayani penanganan barang dan logistik bagi aktivitas ekspor-impor serta distribusi domestik di kawasan industri sekitar wilayah tersebut.

Perusahaan itu memberikan fasilitas tempat penumpukan peti kemas, gudang konsolidasi (CFS), fasilitas pemeriksaan fisik, bea cukai, karantina, depo peti kemas kosong, pusat logistik berikat, pergudangan, bank, dan lainnya.

Secara total ada sekitar 500 perusahaan di kawasan industri sekitar CDP yang bisa memanfaatkan layanan kereta pelabuhan dengan sistem mengutaman pengangkutan bagi barang yang telah selesai dibongkar.

"Kami masih lihat pola yang pas karena kami tidak bisa mengubah tawaran tarif yang sudah ditentukan pelayaran. Istilahnya kami hanya perusahaan 'grounded' Tanjung Priok. Tapi kami menilai kereta logistik ini bukan sebagai pesaing melainkan untuk mendorong efisiensi agar kapasitas terpasang kami bagus," katanya.

Ia berharap pengangkutan dengan kereta akan semakin lancar sehingga dapat menarik lebih banyak barang sehingga dapat menciptakan efisiensi 10-20 persen dari segi biaya dan waktu.

"Kami dukung kereta pelabuhan ini karena kecepatannya dan bisa menarik lebih banyak sehingga bisa menambah kapasitas kami," katanya.

Direktur Operasional PT Kereta Api Logistik Sugeng Priyono mengatakan pihaknya masih akan mengkaji tarif angkut yang ditargetkan tidak akan lebih mahal dari sistem truk.

"Ketika sudah lebih dari sekian TEUs, tarifnya akan otomatis turun. Sementara ini tidak akan lebih mahal daripada truk," tegasnya. (Ant)

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Sucipto

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: