Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Brexit Dinilai Bisa Naikkan Komoditas Turunkan Rupiah

Warta Ekonomi, Jakarta -

Direktur Utama BNI Syariah Imam Teguh Saptono berpendapat, keputusan Inggris keluar dari Uni Eropa (Brexit) kemungkinan selain berdampak menaikkan harga komoditas produk Indonesia juga menurunkan nilai tukar rupiah.

"Yang perlu dikhawatirkan adalah harga-harga komoditas kemungkinan ini bisa jadi pisau bermata dua. Di satu sisi kemungkinan kenaikan harga komoditas menguntungkan Indonesia sebagi penghasil komoditas, tetapi di sisi lain kemungkinan besar nilai tukar rupiah juga sedikit melemah," kata Imam pada sela-sela acara Puncak Milad Ke-6 BNI Syariah di Jakarta, Jumat malam (24/6/2016).

Menurutnya, apabila nilai tukar rupiah melemah dikhawatirkan akan mengganggu terutama untuk impor-impor barang modal yang memang saat ini kita sedang butuhkan untuk mengembangkan infrastruktur.

"Pengaruh yang paling terasa adalah ke nilai tukar. Nilai tukar ini secara umum untuk pasar Indonesia tidak berpengaruh langsung karena ekspor Indonesia ke negara-negara di Eropa tidak terlalu besar tetapi dampak berikutnya yang perlu dikhawatirkan adalah terkait harga-harga komoditas," ucap Imam.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan dampak hasil referendum rakyat Inggris hanya berlangsung sementara dan tidak menimbulkan efek terhadap ekonomi nasional secara permanen.

"Pasar saham akan dengan cepat pulih kembali. Saat ini kita ditengah-tengah tidak terlalu tinggi dan tidak termasuk yang rendah," katanya.

Meskipun hanya berdampak sementara, Darmin memastikan pemerintah akan terus memantau perkembangan ekonomi global dan meyakini kondisi fundamental ekonomi saat ini dalam keadaan stabil.

Dalam referendum yang dilakukan pada Jumat pagi waktu setempat, sebanyak 52 persen rakyat Inggris menginginkan untuk keluar dari Uni Eropa (Brexit).

Hasil referendum itu akan membuat Inggris menarik diri dari keanggotaan UE setelah bergabung selama 43 tahun.

Inggris menjadi negara pertama yang keluar dalam sejarah 60 tahun keberadaan kelompok Eropa tersebut. (Ant)

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Sucipto

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: