Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ahli: Masa Depan Internet Terancam

Warta Ekonomi, Jakarta -

Dengan sasaran menjamin Internet terbuka, yang dapat digunakan secara bebas, aman, terpercaya dan diakses semua orang, pemerintah, perusahaan dan masyarakat sipil harus bersatu untuk merancang model pengelolaan baru bagi jejaring, kata beberapa ahli global.

Selama Pertemuan Tingkat Menteri 2016 mengenai Ekonomi Digital, yang berlangsung pekan ini di Kota Cancun, Meksiko, Organisasi bagi Pembangunan dan Kerja Sama Ekonomi (OECD) menyajikan laporan akhir Komisi Global mengenai Pengelolaan Internet.

Laporan tersebut, yang disusun oleh satu kelompok ahli dari setiap belahan dunia, memiliki misi untuk menemukan cara bagi Internet agar tetap terbuka dan aman.

"Internet berada di persimpangan jalan. Ancaman terhadap kerahasiaan pribadi dan resiko lain yang bisa menjatuhkan Internet itu nyata," kata Carl Bildt, Presiden Komisi itu, dalam satu taklimat pekant ini, sebagaimana dikutip Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Sabtu pagi (25/6/2016).

Bildt, yang juga adalah mantan perdana menteri Swiss, percaya bahwa Internet dapat memiliki masa depan tempat jejaring tersebut menyediakan peluang ekonomi, mendorong kebebasan berekspresi, meningkatkan kualitas politik dan menjamin keadilan sosial.

"Agar ini bisa terjadi, pemerintah, masyarakat sipil dan sektor swasta harus secara aktif mendorong masa depan ini, dan selanjutnya, melakukan tindakan untuk mewujudkannya," ia menambahkan.

Resiko utama yang diidentifikasi oleh laporan itu ialah akses ke layanan informasi dasar yang kini terancam, banyak orang percaya Internet tidak aman, dan teknologi tua perlu ditingkatkan.

Jika itu tidak ditangani, "Internet dapat kehilangan kapasitasnya untuk mengendalikan inovasi dan banyak manfaat serta keuntungan yang telah kita saksikan dalam dua dasawarsa terakhir dapat dihapuskan." Bersama Bildt, Jose Angel Gurria, Sekretaris Jenderal OECD, mengatakan, "Kepercayaan penting dalam ekonomi digital. Internet adalah alat terbaik untuk mempersatukan orang." Menurut laporan tersebut, "kesepakatan baru sosial diperlukan bagi pengelolaan Internet ... tempat hak asasi manusia yang mendasar, seperti kerahasiaan dan kebebasan berbicara dilindungi di dalam jaringan".

Bildt mengatakan akses ke Internet adalah tantangan lain, sebab lebih separuh dari pendudukan dunia tak memiliki akses ke Internet.

"Kita berada di dua belahan dunia; satu yang memiliki akses ke Internet dan satu lagi yang tidak. Konsekuensi dari ini bisa menjadi bencana. Jika Internet tidak kelola dengan tepat ... itu dapat mengarah kepada keretakan yang dapat mengakibatkan bahaya serius bagi perkembangan ekonomi global," kata ahli dari Swiss tersebut.

Selain gagasan itu, OECD memusatkan perhatian pada pembangunan teknologi komunikasi dan informasi (ICT) dan penciptaan peluang yang berkaitan buat generasi muda.

Laporan tersebut memperlihatkan persentase profesional yang mengerjakan ICT rata-rata berjumlah lebih dari tiga persen di negara OECD. Beberapa statistik positif telah muncul, dan 95 persen perusahaan memiliki akses ke "peta lebar", 76 persen memiliki jejaring, dan 22 persen menggunakan maya. Namun, hanya 21 persen perusahaan menawarkan penjualan daring.

Dalam masalah keamanan, Komisi itu menyatakan pemerintah harus bekerjasama untuk menghentikan serangan di dunia maya.

Laporan tersebut juga menyarankan konsumer harus memiliki kebebasan untuk memilih layanan yang mereka ingin gunakan dan bagi "penyedia layanan gratis" untuk memperlakukan data konsumen mereka dengan lebih terhormat sebelum menjualnya untuk penggunaan komersial.

"Karena dampaknya pada pendapat masyarakat, pemerintah, masyarakat sipil dan sektor swasta harus bersatu untukmemahami dampak dari ... data yang tersedia secara terbuka," tambah Bildt.

Terakhir, ia menyatakan "harus adalah evolusi yang berkelanjutan dalam pengelolaan Internet terbuka, dengan banyak keikut-sertaan dengan landasar luas, guna menjamin keberadaan Internet global yang bersatu." (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Sucipto

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: