Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Triwulan I-2016, Penyaluran Kredit Perbankan Tercatat Melambat

Warta Ekonomi, Jakarta -

Berdasarkan data dari kajian ekonomi regional Bank Indonesia (BI), suku bunga kredit di wilayah Sumatera tercatat menurun 10,02% dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 10,14%. Penurunan suku bunga ini terjadi pada suku bunga kredit modal kerja maupun suku bunga kredit investasi.

Dalam laporan Bank Indonesia, penyaluran kredit perbankan tercatat mengalami perlambatan dari 14,90% (yoy) pada triwulan IV 2015 menjadi 11,23% (yoy) pada triwulan I-2016. Penurunan ini terutama terjadi pada penyaluran kredit industri pengolahan dan kredit perdagangan yang masing-masing memiliki pangsa 32% dan 15% dari total penyaluran kredit korporasi di wilayah Sumatera. Pada triwulan I-2016, untuk kredit sektor industri pertanian mengalami penurunan dari 12,78% (yoy) pada triwulan sebelumnya menjadi 7,38% (yoy).

Sedangkan dari kredit untuk jenis penggunaan, terjadi perlambatan dalam penyaluran kredit yang didorong oleh penurunan pertumbuhan kredit modal kerja dan kredit investasi. Meskipun kedua jenis kredit tersebut memiliki pangsa terbesar dalam penyaluran kredit korporasi, masing-masing sebesar 55% dan 45%.

Pada triwulan I-2016, untuk kredit modal kerja mengalami penurunan dari 13,09% (yoy) pada triwulan sebelumnya menjadi 11,13% (yoy). Sedangkan untuk kredit investasi, dari 17,88% (yoy) menjadi 11,58% (yoy). Penurunan  kedua  jenis  kredit  ini  turut  mengonfirmasi kondisi dunia usaha wilayah Sumatera yang  masih tertekan oleh dampak perlambatan ekonomi (Laporan Bank Indonesia).

Diketahui dalam kajian tersebut, perlambatan kredit korporasi dipicu oleh respons korporasi terhadap dinamika perekonomian dengan melakukan upaya-upaya efisiensi, termasuk menahan pencairan kredit (tidak menambah komponen sumber dana pinjaman) untuk mengurangi biaya operasional.

Perlambatan kredit ini juga berdampak kepada meningkatnya rasio NPL (nonperforming loan/kredit macet). Tingkat NPL sektor korporasi meningkat dari 2,28% pada triwulan IV-2015 menjadi 2,43% pada triwulan selanjutnya.

Secara sektoral, pada triwulan I-2016 peningkatan NPL terjadi pada sektor pendukung yakni konstruksi (dari 6,81% triwulan IV-2015 menjadi 7,89%). Namun demikian, rasio NPL di wilayah Sumatera masih terjaga di bawah 5%.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Alnisa Septya Ratu
Editor: Cahyo Prayogo

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: