Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Brexit dan Kecemasan Para Pemimpin Asia

Oleh: ,

Warta Ekonomi, Jakarta -

Beberapa perekonomian terbesar di Asia telah menyatakan keprihatinan atas stabilitas ekonomi dunia sebagai dampak dari keputusan Inggris untuk meninggalkan Uni Eropa.

Mengutip BBC di Jakarta, Selasa (28/6/2016), Menteri Keuangan China Lou Jiwei mengatakan bahwa keputusan Inggris untuk meninggalkan Uni Eropa akan mengaburkan pandangan atas ekonomi dunia dan diperkirakan bakal memberi implikasi bagi ekonomi Inggris dan dunia hingga 10 tahun ke depan.

Pemimpin Asia lainnya, Presiden Korea Selatan Park Geun-hye dan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe mengatakan bahwa negara mereka siap untuk bereaksi terhadap volatilitas pasar.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri AS John Kerry berkunjung ke Brussels dan London hari ini. Di London ia akan bertemu dengan Menteri Luar Negeri Inggris Philip Hammond pada pertemuan tatap muka pertama antara kedua negara sejak referendum.

John Kerry adalah pejabat tinggi Amerika yang pertama berkunjung ke kedua kota tersebut sejak Inggris memilih untuk keluar dari Uni Eropa, langkah yang sangat memprihatinkan Washington. Ada ketakutan bahwa ketidakpastian yang diciptakan oleh keputusan Inggris akan terus mempengaruhi pasar keuangan di seluruh dunia.

Menyusul hasil pemungutan suara, pound jatuh ke level terendah selama 31 tahun dan timbul kekacauan pada mata uang, ekuitas dan pasar minyak pada hari Jumat karena keputusan Inggris meninggalkan Uni Eropa yang memicu gelombang ketidakpastian global.

Sterling juga turun 11,4 persen terhadap yen, sementara greenback sendiri merosot di bawah 100 yen untuk pertama kalinya dalam dua setengah tahun saat pedagang berusaha mencari tempat aman. Jepang mengisyaratkan bahwa mungkin melakukan intervensi untuk membendung penguatan yen.

Bank Nasional Inggris pun harus turun tangan untuk menenangkan pasar yang sudah membuat nilai poundsterling turun ke level terendah sejak 1985. Saham-saham besar di inggris pun ikut berkurang sebanyak £ 120 miliar.

Sementara itu, Swiss National Bank bertindak untuk melemahkan franc Swiss yang naik 2,1 persen terhadap dolar disebabkan oleh investor yang bergegas untuk membeli mata uang.

Sementara itu, dari pandangan pemimpin bisnis, Anand Mahindra, ketua Mahindra Group sebuah perusahaan konglomerat India yang beroperasi di Inggris, mengatakan bahwa dunia bersikap "seolah-olah telah terpukul oleh gelombang tsunami". Ia menilainya sebagai reaksi yang berlebihan.

"Firasat saya mengatakan bahwa kita akan melihat cukup banyak pemulihan di pasar di seluruh dunia," tambahnya.

Mahindra mengatakan bahwa keputusan Inggris untuk meninggalkan UE mungkin terbukti menguntungkan. Adi Godrej, ketua India Godrej Group, yang beroperasi di seluruh dunia dan menjual merek kecantikan seperti Soft & Gentle dan Bio-Oil di Inggris, kurang optimis terhadap pandangan Mahindra.

Godrej mengatakan bahwa keputsan Inggris untuk meninggalkan Uni Eropa akan menjadi begitu negatif dari sudut pandang ekonomi. Ia menambahkan bahwa hal tersebut akan mempengaruhi perusahaan-perusahaan India yang telah didirikan di Inggris sebagai pintu gerbang ke Uni Eropa.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: