Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

DBS: Konsumsi Swasta dan Masyarakat Mulai Pulih

Warta Ekonomi, Jakarta -

Grup Riset DBS Bank menilai konsumsi masyarakat dan swasta Indonesia mulai beranjak pulih sejak triwulan I 2016, yang memicu keyakinan bahwa masalah rendahnya permintaan masyarakat tidak akan terulang pada 2016.

Analis Grup Riset DBS Edwin Lioe dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (30/6/2016), mengatakan pada triwulan I 2016, rata-rata pendapatan perusahaan yang disurvei DBS tumbuh hingga 11 persen dibandingkan triwulan I 2015.

Sedangkan untuk konsumsi masyarakat (konsumsi rumah tangga), DBS meyakini tren konsumsi tinggi pada Lebaran 1437 Hijriah di awal Juli 2016 akan mampu memberikan efek ekonomi berlipat.

"Konsumsi barang kebutuhan pokok dan sekunder diprediksi sudah meningkat pada satu sampai dua bulan sebelum Lebaran," ujarnya.

Perbaikan konsumsi, kata Edwin, juga dipicu penurunan harga bahan bakar minyak dan listrik pada April 2016 lalu.

Pemulihan ekonomi di Indonesia tersebut, menurut Edwin, akan menjadi penopang perbaikan tingkat konsumsi di ASEAN, selain dari andil Thailand. Edwin memperkirakan laba bersih sektor konsumsi ASEAN akan mencapai 13 persen tahun ini.

Persepsi Masih Payah Meskipun di Indonesia, konsumsi mulai menunjukkan pemulihan, Edwin mengatakan pemerintah dan Bank Indonesia perlu mewaspadai tingkat keyakinan konsumen yang cenderung menurun.

Pada April 2016, indeks keyakinan konsumen tercatat sebesar 109 poin, turun tipis 0,8 poin dibandingkan Maret 2016. Sementara hasil survei ekspektasi konsumen untuk enam bulan ke depan sedikitmengalami peningkatan, meskipun ada penurunan terhadap kegiatan bisnis dan penghasilan yang lebih baik.

"Yang masih kurang adalah faktor 'greget' untuk mengatakan bahwa pemulihan sedang berjalan," ujarnya.

Meyinggung reformulasi suku bunga kebijakan Bank Indonesia dari "BI Rate" tenor 12 bulan menjadi "Repo Rate" tenor 7 hari, Edwin melihat hal itu akan efektfi untuk menurunkan suku bunga kredit perbankan.

"Jika semuaberjalan sesuai rencana, bunga pinjaman yang lebih rendah dapat menjadi pendorong roda ekonomi dan bisa meningkatkan daya beli konsumen dalam jangka panjang," tuturnya. (Ant)

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Advertisement

Bagikan Artikel: