Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Presiden Turki Umumkan Kondisi Darurat Selama 3 Bulan

Warta Ekonomi, Ankarna -

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada Rabu (20/7) mengumumkan keadaan darurat selama tiga bulan setelah upaya kudeta gagal pada 15 Juli.

"Dalam pertemuan dewan keamanan nasional, kami memutuskan untuk mengusulkan agar pemerintah mengumumkan keadaan darurat sesuai dengan Pasal 120 Undang-Undang Dasar. Kabinet telah memutuskan untuk mengumumkan keadaan darurat selama tiga bulan," kata Erdogan dalam satu taklimat setelah pertemuan kabinet yang dipimpinnya pada Rabu (20/7/2016).

"Tindakan ini tidak bertentangan dengan demokrasi, hukum dan kebebasan. Sebaliknya, ini untuk membela, memperluas dan meningkatkan semua nilai itu," tambahnya.

"Mengumumkan keadaan darurat bertujuan melakukan tindakan untuk menghilangkan resiko yang ditimbulkan terhadap kebebasan dan hak rakyat, demokrasi, ketentuan hukum di negara kita, dengan cara yang paling efisien dan cepat," kata Erdogan.

Presiden Turki tersebut menyeru rakyat agar tidak khawatir, demikian laporan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Kamis malam. Ia mengatakan pemerintah telah melakukan tindakan yang perlu, termasuk langkah ekonomi.

Keadaan darurat akan berlaku setelah disetujui di Parlemen.

Upaya kudeta yang gagal, yang meletus pada Jumat lalu, dipadamkan hari berikutnya. Sedikitnya 290 orang, termasuk lebih dari 100 perencana kudeta, tewas, kata pemerintah.

Pada Rabu Erdogan juga mengatakan negara lain mungkin terlibat dalam upaya kudeta 15 Juli.

"Mungkin ada negara lain yang terlibat dalam upaya kudeta tersebut. Proses hukum akan mengungkapkannya," kata Erdogan dalam satu wawancara dengan Stasiun Televisi Al Jazeera di Ankara.

Fethullah Gulen, seorang tokoh agama yang bermukim di AS, dan pengikutnya berada di balik upaya kudeta itu, kata Erdogan.

Presiden Turki tersebut mengatakan ia diberitahu mengenai upaya kudeta itu pertama oleh saudara iparnya dan reaksi pertamanya ialah tidak percaya.

Ia mengakui ada kelemahan intelijen dalam peristiwa tersebut. "Kalau saja ada laporan intelijen yang tepat, semua itu bisa mencegah upaya kudeta tersebut," kata Erdogan.

Erdogan mengatakan pemerintah telah mengirim permintaan kepada Pemerintah AS bagi ekstradisi Fethullah Gulen. "Saya harap mereka akan melakukan tindakan sesegera mungkin," ia menambahkan.

Presiden Turki tersebut juga mengatakan mungkin ada hubungan antara gerakan Gulen dan pilot yang menembak jatuh jet Rusia pada November lalu.

Sejak kudeta gagal pada Sabtu lalu, lebih 9.000 orang telah ditangkap dan menghadapi putusan pengadilan, kata presiden tersebut. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: