Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

BTN Yakin Bunga Kredit Satu Digit Paling Lambat Oktober 2016

Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) meyakini bunga kredit komersial dan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) non-subsidi dapat turun ke satu digit, selambat-lambatnya pada Oktober 2016.

Penurunan suku bunga ini karena efektifnya transmisi kebijakan moneter yang akan diubah menjadi "7-Day Reverse Repo Rate" pada Agustus 2016 dan melimpahnya likuiditas pada sisa tahun karena kebijakan amnesti pajak.

"Target kita Oktober, atau malah bisa lebih cepat dari Oktober, jika batas atas bunga deposito nantinya mengacu ke '7-Day Reverse Repo Rate' dan adanya amnesti pajak, kita bisa satu digit," kata Direktur Utama BTN Maryono di Jakarta, Senin (25/7/2016).

Maryono mengatakan bunga KPR yang akan diturunkan pada Oktober 2016 merupakan bunga untuk kredit non-subsidi. Saat ini, bunga non promo atau non subsidi BTN di kisaran 10,5 persen-11 persen.

Sedangkan, untuk bunga KPR subsidi sudah sebesar satu digit atau sekitar 5 persen, karena difasilitasi oleh pemerintah, sebagai bagian program satu juta rumah dari pemerintah.

Penurunan bunga kredit itu juga jika pemberlakuan "7-Day Reverse Repo Rate" atau suku bunga transaksi penjualan SUN antara BI dan bank bertenor 7 hari sebagai suku bunga acuan efektif berlaku pada 19 Agustus 2016.

Dengan begitu, kata Maryono, kebijakan pembatasan (capping) bunga deposito bank BUKU III dan BUKU IV juga akan mengalami perubahan\acuan dari BI Rate menjadi 7-Day Reverse Repo Rate. BI Rate berada di 6,5 persen saat ini, sedangkan 7-Day Reverse Repo Rate jauh lebih rendah yakni sebesar 5,25 persen.

Jika acuan pembatasan (capping) bunga deposito bank BUKU III dan BUKU IV berubah menjadi 7-Day Reverse Repo Rate maka suku bunga deposito akan turun lebih cepat.

"Maka itu 'cost if fund' (biaya dana) akan lebih murah," ujarnya. Sehingga bank memiliki ruang lebih luas untuk menurunkan bunga kredit.

Selain itu, dengan adanya dana repatriasi dari amnesti pajak, perseroan yakin akan mendapat limpahan likuiditas minimal Rp50 triliun.

Dengan banyaknya likuiditas tersebut, BTN seharusnya dapat bergerak lebih cepat menyalurkan kredit. Perseroan menargetkan pertumbuhan kredit sebesar 19-20 persen pada akhir 2016. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Sucipto

Advertisement

Bagikan Artikel: