Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Gawat, Indonesia Kekurangan Insinyur, Ini Buktinya

Warta Ekonomi, Jakarta -

Infastruktur di Indonesia saat ini tengah berkembang. Hal ini terlihat dari proyek bidang infrastruktur dan properti bertambah setiap tahun. Namun, peningkatan proyek tersebut akan sia-sia jika diambil alih tenaga kerja asing, mengingat fakta bahwa kebutuhan jumlah insinyur saat ini belum terpenuhi, serta berlakunya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang memungkinkan tenaga asing untuk masuk dan bekerja di Indonesia secara bebas.

Persatuan Insinyur Indonesia (PII) mencatat bahwa kini Indonesia hanya memiliki sekitar 750.000 insinyur. Padahal, setidaknya dibutuhkan 1,5 juta insinyur guna bisa mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam kisaran 7-10 persen per tahun.

Melihat kondisi ini, pemerintah tidak tinggal diam. Pendidikan teknik dioptimalkan tidak hanya kualitasnya tetapi juga jumlahnya. Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (KEMENRISTEK) pada April 2016 memandatkan 40 perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta, untuk membuka program profesi keinsinyuran.

“Indonesia akan menjadi negara dengan perekonomian terbesar ketujuh pada 2030. Untuk bisa mencapai ke sana, kita sudah punyanatural resourcesyang berlimpah. Kini saatnya kita memenuhi kebutuhanhuman capital resources, terutama di bidang teknik, kalau kita punya mimpi menjadi negara besar, peningkatan jumlah ahli teknik harus dipenuhi,” papar Wahdi Yudhi, rektor Sampoerna University (SU) dalam pers rilis yang diterima Redaksi Warta Ekonomi di Jakart, Selasa (26/7/2016).

Wahdi mengatakan, ibarat sebuah kolam, industri di Indonesia mesti lebih banyak diisi dengan tenaga teknik dari Indonesia. “Jangan sampai kita menjadi penonton di negara sendiri karena tenaga asing yang banyak masuk ke kolam tersebut. Kita harus menciptakan tenaga yang tak hanya memenuhi standar kualitas Asia tetapi juga dunia.” tambahnya.

Tidak hanya dari segi kuantitas, Indonesia membutuhkan tenaga insinyur yang berkualitas serta siap kerja dan siap mendunia. Untuk menyeimbangkan hal ini, para calon insinyur harus dibekali dengan kompetensi global sehingga bisa bersaing dengan tenaga kerja asing, baik di Indonesia maupun di negara lain.

Selain memberikan pendidikan berkualitas, lembaga pendidikan semestinya memberikan fasilitas yang menunjang pendidikan tersebut. Hal ini menjadi perhatian Sampoerna University, sehingga dalam upayanya memberikan  pendidikan terbaik, institusi ini menghadirkan fasilitas laboratorium termutakhir dan jurusan terakreditasi internasional ABET (Accreditation Board for Engineering and Technology).

ABET merupakan akreditasi yang diberikan kepada program studi yang telah memenuhi standar internasional baik dari segi kurikulum, fasilitas, kegiataan kemahasiswaan, serta program pengembangan kompetensi mahasiswa. Bukan hanya itu, Sampoerna University yang mengaplikasikan sistem pendidikan Amerika berbasis STEAM (Science, Technology, Engineering, Arts and Math) ini juga didukung oleh tenaga pendidik yang mendapatkan sertifikasi profesional dari Amerika.

“Dibanding kampus-kampus teknik lainnya di Indonesia, Sampoerna University unggul, terutama dalam hal fasilitas laboratorium teknik. Sesuai standar internasional, kami melengkapi laboratorium kami dengan perangkat terbaik, untuk mendukung siswa dalam mengembangkan potensi mereka secara maksimal. Kami pun terbuka untuk berkolaborasi dengan institusi lain dalam hal penggunaannya, agar dapat bermanfaat bagi masyarakat luas. Selain itu sertifikasi profesional dari Amerika membuktikan bahwa baik dosen kami yang lokal maupun internasional, memiliki kualitas mengajar yang setaraf dengan dosen di Amerika,” ungkap Wahdi.

Saat ini, diFaculty of Science and Technology(FST), Sampoerna University memiliki jurusan Mechanical Engineering sebagai salah satu jurusan yang diunggulkan selain Industrial Engineering, Computer Science dan Creative Digital Design.

 

 

 

 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Vicky Fadil
Editor: Vicky Fadil

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: