Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pasar AS Serap Kerajinan Bali 23,07 Persen

Warta Ekonomi, Denpasar -

Pasaran Amerika Serikat (AS) menyerap paling banyak ekspor hasil kerajinan anyaman dari Bali yang mencapai 23,07 persen dari total nilai matadagangan tersebut mencapai 620.608 dolar AS selama bulan Mei 2016.

"Selain AS menyusul pasaran Perancis menyerap 11,50 persen, Australia 5,80 persen, China 0,07 persen, Jepang 3,33 persen dan Singapura 1,28 persen," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali, Ir Adi Nugroho, MM di Denpasar, Selasa (26/7/2016).

Ia mengatakan, pasaran Spanyol menyerap 5,86 persen, Belanda 1,93 persen, Jerman 1,85 persen serta sisanya 45,32 persen diserap berbagai negara lainnya di belahan dunia.

Bali meraup devisa dari ekspor berbagai jenis cinderamata berbahan baku anyaman bambu dan jerami sebesar 620.608 dolar AS selama bulan Mei 2016.

Perolehan tersebut merosot 35,15 persen dibandingkan bulan sebelumnya (April 2016) yang tercatat 956.986 dolar AS.

Adi Nugroho menambahkan, perolehan devisa bulan Mei 2016 sebesar 620.608 dolar AS itu meningkat 15,06 persen dibandingkan dengan bulan yang sama tahun sebelumnya, karena pada bulan Mei 2015 kerajinan anyaman tersebut hanya mengantongi 539.376 dolar AS.

Sementara I Made Sudarsana, seorang eksportir aneka kerajinan bambu di Ubud, Kabupaten Gianyar menjelaskan, aneka kerajinan hasil sentuhan tangan-tangan terampil perajin Bali seperti perabotan rumah tangga dari anyaman bambu yang dipadukan dengan rotan, sumpit yang dibuat dengan artistik dari bahan baku kayu hitam yang dilapisi perak berukir khas Bali menembus pasaran luar negeri.

Selain itu juga aneka jenis patung yang unik, khas dan menarik yang dibuat dari akar bambu menembah pesatnya perolehan devisa, karena karya seni itu sangat diminati pencinta seni di mancanegara.

Soal harga tidak terlalu masalah bagi konsumen luar negeri, khususnya asal Amerika Serikat dan Jepang yang banyak membeli jenis matadagangan tersebut, yang penting barang dibuat dalam bentuk praktis dengan mengikuti pola hidup masyarakat yang mengutamakan masalah mutu.

Perajin Bali cukup kreatif dalam menghasilkan matadagangan anyaman dengan mengkombinasikan antara bambu dengan rotan maupun pandan sehingga mampu menghasilkan matadagangan yang lebih unik dan menarik, ujarnya. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Advertisement

Bagikan Artikel: