Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Perbankan Syariah Harus Aktif Edukasi Masyarakat

Warta Ekonomi, Palembang -

Ketua Masyarakat Ekonomi Syariah Sumatera Selatan Dodi Reza Alex mengatakan perbankan syariah harus aktif mengedukasi masyarakat untuk meningkatkan pangsa pasar yang sejauh ini belum mampu melewati lima persen.

"Edukasi masih perlu ditingkatkan meski saat ini sudah gencar dilakukan. Harus diakui jika dibandingkan bank konvensional, masih banyak masyarakat yang asing dengan bank syariah, terutama dengan produk-produknya," kata Dodi, Selasa (26/7/2016).

Ia mengatakan bahwa edukasi ini sangat penting untuk menutupi kelemahan dari sisi infrastruktur dan SDM dari perbankan syariah.

Masyarakat harus diinformasikan bahwa perbankan syariah sudah memiliki produk yang variatif atau tidak sebatas produk yang berkaitan dengan haji dan umroh.

"Semua segmen ini harus dijajal karena jika perlu perbankan syariah juga masuk dalam pembiayaan infrastruktur," kata dia.

Seperti diketahui, ia melanjutkan, Sumsel saat ini sedang gencar membangun terkait dengan peran menjadi tuan rumah Asian Games tahun 2018.

Selain itu, dari sisi pertumbuhan ekonomi, Sumsel menawarkan suatu peluang yang besar karena selalu bisa tumbuh di atas angka rata-rata nasional.

"Ini suatu potensi, dan perbankan syariah jangan menyia-yiakan karena ada dana sekitar Rp20 triliun yang akan masuk ke Sumsel untuk pembangunan infrastruktur," kata dia.

Direktur Pengawasan Otoritas Jasa Keuangan Regional VII Sumatera Bagian Selatan Sabil mengatakan data terbaru menyebutkan sebanyak 28 kantor cabang pembantu bank syariah di Sumatera Selatan dalam periode 2015-2016 memutuskan menghentikan pelayanan karena alasan efisiensi.

Keputusan ini dipengaruhi oleh stagnasinya perbankan syariah di Sumatera Selatan.

"Inilah yang terjadi pada setahun terakhir, dan sebagian besar beralasan karena kebijakan dari perusahaan yang menginginkan efisiensi sehingga menutup kantor cabang pembantu (kcp)," kata Sabil.

Ia mengemukakan kondisi ini menjadi tantangan tersendiri bagi pelaku perbankan syariah di Sumse mengingat belum mendapatkan tempat di masyarakat karena market hanya sekitar 5 persen.

Meski pelaku perbankan syariah terus bertumbuh, ia menambahkan, tapi tidak dibarengi dengan penikmat produknya.

"Harus diakui bahwa produk perbankan syariah ini masih ribet dari segi bahasa sehingga kurang begitu dekat dengan masyarakat. Persoalan ini seharusnya dapat dipecahkan dengan memiliki Sumber Daya Manusia andal, tapi pada kenyataannya, perbankan syariah masih bermasalah dengan SDM," kata Sabil. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: