Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Laba Maybank Indonesia Semester I Rp858 Miliar

Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Bank Maybank Indonesia Tbk meraih laba bersih Rp858 miliar pada semester I/2016, tumbuh 121,2 persen dibanding periode sama tahun lalu yang sebesar dari Rp388 miliar.

Presiden Komisaris Maybank Indonesia Tan Sri Dato Megat Zaharuddin bin Megat Mohd Nor dalam keterangan di Jakarta, Kamis (28/7/2016), mengatakan dalam paruh pertama Maybank didera tekanan pasar yang cukup menantang, namun mampu memperbaiki sistem, proses, sumber daya dan struktur biaya.

"Kami yakin akan melihat pertumbuhan yang menguntungkan berkelanjutan pada penghujung 2016," ucapnya.

Berdasarkan laporan keuangan, pendapatan bunga bersih (Net Interest Income/NII) tumbuh 16,1 persen menjadi Rp3,6 triliun pada semester I 2016 dan menyumbang Marjin Bunga Bersih (NIM) 5,01 persen. Di sisi pendaptan non bunga, Maybank tumbuh 36,6 persen menjadi Rp1,5 triliun karena komisi tresuri, asuransi lewat perbankan, administrasi ritel, serta jasa lain.

Efisiensi perbankan juga membaik, ditandai rasio biaya ke pendapatan (cost-to-income ratio/CIR) yang turun menjadi 58,1 persen, meskipun "overhead cost" naik 6,3 persen.

Adapun perbakan syariah Maybank mencatat saluran pembiayaan tumbuh 46,3 persen menjadi Rp10,8 triliun, dengan perolehan laba bersih Rp196 miliar tumbuh 83,6 persen. Pencapaian itu membawa aset syariah naik 76,1 persen menjadi Rp170 triliun, atau memberikan kontribusi 10,5 persen dari total aset Bank.

Dengan demikian, kemampuan intermediasi bank secara keseluruhan menhasilkan pertumbuhan kredit 8,3 persen menjadi Rp117,5 triliun. Saluran kredit itu dengan rasio kredit bermasalah (NPL) konsolidasi adalah 3,7 persen (gross) naik dibandingkan dengan 3,5 persen.

"Bank tetap berhati-hati dengan kualitas kredit sehubungan beberapa bisnis, yang masih terkena dampak perlambatan ekonomi saat ini. Bank terus menurunkan eksposur dari beberapa portofolio koporasi yang telah menyebabkan peningkatan Non-Performing Loan (NPL) dan secara aktif melakukan restrukturisasi portofolio tersebut," menurut keterangan perusahaan.

Kontribusi kredit dari Usaha Kecil dan Menengah (UKM) menyumbang 23,33 persen kepada total kredit bank, melampaui target minimum yang ditetapkan pemerintah sebesar 20 persem pada 2018. Sedangkan kontribusi perbankan global meningkat 7,2 persen menjadi Rp22,9 triliun pada Juni 2016. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Advertisement

Bagikan Artikel: