Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Volume Transaksi Nontunai di Indonesia Meningkat

Warta Ekonomi, Jember -

Kepala Divisi Sistem Pembayaran dan Pengelolaan Uang Rupiah (SP dan PUR) Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Timur Hestu Wibowo mengatakan volume transaksi non tunai di Indonesia meningkat dari Rp2.346 juta transaksi menjadi 2.682 juta transaksi sampai dengan Juni 2016.

"Data secara nasional mencatat transaksi nontunai juga mengalami kenaikan yang signifikan," katanya dalam siaran pers Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jember yang diterima Antara di Jember, Jumat (29/7/2016).

Bank Indonesia menggelar acara Sosialisasi dan Edukasi Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT) dan Ciri-Ciri Keaslian Uang Rupiah kepada 150 orang kasir dan asisten toko Indomaret di wilayah Jember dan sekitarnya yang digelar di Gedung Serbaguna Kantor Bank Indonesia Jember.

Menurut Heru, data terkini menunjukkan bahwa jumlah APMK (Alat Pembayaran Menggunakan Kartu), yang terdiri dari kartu debit (ATM) dan kartu kredit secara nasional meningkat dari 121,13 juta kartu menjadi 135,73 juta kartu pada Juni 2016.

"Upaya edukasi terus digalakkan mengingat transaksi nontunai banyak memiliki keunggulan jika dibandingkan dengan transaksi tunai, antara lain lebih efisien karena transaksi lebih cepat, aman, lancar, dan terhindar dari uang palsu," tuturnya.

Ia menjelaskan misi Bank Indonesia adalah mengelola dan memelihara sistem pembayaran dan pengelolaan uang yang aman, efisien, dan lancar, melalui perluasan akses keuangan kepada masyarakat.

"Penguatan sistem pembayaran dijabarkan melalui empat pilar yakni pertama, sistem pengelolaan uang yang efektif dan efisien. Kedua, perluasan elektronifikasi pembayaran. Ketiga, infrastruktur pembayaran yang handal dan aman, dan pilar keempat pengawasan dan 'oversight' yang kuat dan tajam (Rigorous)," paparnya.

Terkait perluasan elektronifikasi pembayaran tersebut, lanjut dia, Bank Indonesia berupaya mewujudkan masyarakat yang memiliki preferensi tinggi dalam menggunakan sarana pembayaran nontunai dalam melakukan transaksi keuangan atau yang dikenal dengan "Less Cash Society".

"Perwujudan 'Less Cash Society' ini penting untuk mendorong perekonomian yang lebih efisien, serta meningkatkan aspek 'governance' dalam pengelolaan keuangan oleh masyarakat, pelaku bisnis maupun lembaga pemerintah," katanya.

Dalam kegiatan itu, juga diberikan sosialisasi ciri-ciri keaslian rupiah, mengingat para kasir dan asisten toko Indomaret rentan menjadi korban kejahatan uang palsu, sehingga dengan pembekalan itu diharapkan mereka bisa memberikan edukasi kepada pembeli mengenai manfaat transaksi nontunai.

Sementara Kepala Cabang BRI Jember Taufik Hidayat mengatakan transaksi nontunai menggunakan kartu BRI di Indomaret meningkat hampir dua kali lipat dibandingkan tahun lalu. "Ke depan, BRI akan terus menambah mesin EDC (electronic Data Capture) untuk meningkatkan transaksi nontunai," katanya.

Salah satu instrument nontunai yang dimiliki oleh BRI adalah kartu "Brizzi" yang bisa digunakan untuk belanja di Indomaret. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Sucipto

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: